Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan의 모든 챕터: 챕터 261 - 챕터 270

Sambil menatapnya, Arjuna tiba-tiba saja bertanya, "Apa kamu jijik karena aku sudah meminumnya?"Kalau dibilang tidak keberatan sama sekali, tentu saja tidak mungkin. Jika itu soal hidup dan mati, Eliska pasti tak akan pikir panjang. Namun sekarang dia sudah mengatasi lapar, soal haus pun masih bisa ditahan."Nona Eliska biasanya bukan tipe orang yang terlalu mempermasalahkan hal-hal kecil. Kenapa sekarang malah jadi begitu perhitungan?" tanya Arjuna sambil tersenyum sinis. Nadanya menyiratkan sindiran.Cahaya api yang redup menerangi wajahnya. Eliska terdiam sejenak, lalu tiba-tiba bertanya, "Putra Bangsawan Arjuna nggak suka ditolak olehku ya?"Arjuna menjawab datar, "Nona Eliska jago juga memuji diri sendiri."Eliska menimpali sambil tersenyum, "Benar juga. Siapa sih Putra Bangsawan Arjuna? Sosok terhormat yang berada jauh di atas kami semua. Mana mungkin peduli dengan pendapat orang lain? Hari ini kamu rela datang mencariku, kurasa pasti karena kamu punya maksud terselubung."Arjun

Kalau Aisyah sengaja melakukannya, Eliska pasti tidak akan semudah ini memaafkannya. Namun karena memang bukan niat jahat, Eliska pun tidak ingin terlalu mempermasalahkannya. Dia hanya berkata, "Aku nggak apa-apa.""Antarkan Nona Eliska dan Nona Aisyah kembali," kata Arjuna sambil melirik ke arah para pasukan penjaga di belakangnya. Suaranya terdengar datar. Setelah itu, dia langsung naik ke atas kudanya.Kali ini, Aisyah tak punya pilihan selain merendahkan diri. Dia membuka tirai kereta kuda dan memberi tahu Eliska, "Eliska, biar aku bantu kamu naik ke dalam."Eliska tahu bahwa Aisyah merasa bersalah. Kalau dia bersikap terlalu sopan, itu justru akan membuat Aisyah makin tak enak hati. Jadi, dia tidak menolak. "Makasih, Kak Aisyah."Melihat Eliska masih bersedia bersikap akrab dengannya, Aisyah merasa sedikit tenang. Dia dengan hati-hati membantu Eliska naik ke dalam kereta kuda. Kemudian, melihat bibir Eliska terlihat kering, dia bahkan memberikan kantung air miliknya."Aku nggak ha

Ulfa lebih dulu membawa Eliska pergi menemui Talita. Saat itu, Talita sedang menjamu tamu-tamu kehormatan. Setelah Ulfa dan Eliska memberi salam dengan sopan, mereka berdiri di sisi ruangan."Ini adalah Nyonya Tuti dari Kediaman Ranadipa," ujar Talita kepada Ulfa.Eliska pun memberi salam lagi. Dia memandang perempuan di hadapannya. Wajahnya memang tidak mencolok, tetapi makin dilihat justru makin menarik. Alis matanya melengkung seperti bulan sabit, sementara kulitnya putih bersih. Jika diperhatikan dengan saksama, Tuti memang mirip dengannya. Sepertinya, dia adalah ibu Annisa.Talita dan Tuti rupanya sudah berteman sejak kecil. Di kehidupan sebelumnya, Eliska tahu bahwa Tuti pernah beberapa kali datang ke Kediaman Raja Kawiswara. Hanya saja, mereka belum pernah bertemu. Meski sering mendengar namanya, Eliska tidak mengenalnya secara langsung.Kedekatan antara Kediaman Ranadipa dan Kediaman Raja Kawiswara bukan hanya karena kesetiaan Refan pada Kawiswara, tetapi juga karena hubungan p

Banyu mengalihkan pandangan dan melirik Eliska. Dia tidak bisa mengungkapkan apa yang diinginkannya, mereka juga mustahil bersama.Banyu hanya ingin berada di dekatnya sedikit lebih lama. Namun, dengan Arjuna di sini, dia tidak akan leluasa. Meski Banyu tidak terlalu senang, dia tidak punya pilihan lain."Baik, Kak Arjuna ikutlah bersama kami," ujar Annisa dengan hati gembira.Eliska hanya tersenyum sopan, tidak terkesan menerima ataupun keberatan. Dia tidak ingin menyinggung siapa pun.Annisa masih seorang gadis kecil. Orang lain tidak akan bergosip meski melihatnya berjalan bersama pemuda luar, sebab mereka menganggapnya seperti junior.Di sisi lain, Eliska yang menemani Annisa bersikap lebih hati-hati dengan menjaga jarak dari Arjuna dan Banyu. Dia tidak ingin ada yang salah paham bahwa dia mencoba mendekati mereka.Gosip para gadis bangsawan bisa mendatangkan akibat yang tak terbayangkan. Jika gosip juga ditambah bumbu-bumbu lain, mati pun Eliska akan sulit membersihkan namanya."B

Kelak, Adelia adalah istri Pangeran Keempat, bangkit dan jatuhnya terkait erat dengan Taraka, kepentingannya juga akan selaras dengan sang suami.Meskipun mendapatkan kekuasaan, Adelia juga dikelilingi bahaya. Dalam perebutan kekuasaan, yang menang akan berjaya dan yang gagal biasanya akan mati.Eliska menatap Adelia dengan simpati. Gadis itu kebetulan juga sedang menatapnya. Untuk sejenak, keduanya saling menatap dalam diam.Eliska tahu bahwa Adelia merasakan kekhawatirannya. Kadang-kadang, mereka seakan-akan bisa memahami satu sama lain tanpa bicara.Gadis bangsawan seharusnya tidak minum, tetapi karena semua orang minum, dimarahi bersama-sama juga tidak masalah. Lagi pula, dihukum karena Adelia rasanya sepadan.Saat Eliska hendak mengambil gelas kedua, seorang pelayan menghampirinya dan dan berkata, "Ratu mendengar kalau Nona Eliska kurang istirahat. Kebetulan Tabib Cipto datang untuk pemeriksaan rutin, jadi Ratu berkata bisa sekalian memeriksa Nona Eliska."Eliska tahu Talita tidak