All Chapters of Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan: Chapter 71 - Chapter 80

"Tabib Madana memintaku menemui Nona, karena dia ingin bertemu langsung denganmu," ujar pria tua itu sambil mengeluarkan secarik surat dari lengan bajunya. "Ini surat dari Tabib, untukmu."Eliska menerima surat itu, lalu membukanya dan membaca tempat pertemuan yang telah disepakati. Dia mengingatnya dalam hati, lalu tanpa ragu membakar surat itu di tungku teh di sampingnya."Perintah Tabib sudah kusampaikan, aku nggak akan mengganggu Nona lebih lama lagi," kata pria tua itu sambil memberi hormat.Setelah pria itu pergi, Eliska mulai merenungkan tempat yang disebutkan dalam surat tadi. Paviliun Mekar .... Dari luar, tempat itu hanya dikenal sebagai kawasan hiburan malam. Namun, sebenarnya tempat itu punya jaringan kekuasaan yang sangat kompleks. Entah dengan tokoh istana mana Madana memiliki koneksi.Saat Eliska sedang berpikir, tiba-tiba tirai di ruangan itu tersingkap. Seorang pria berbusana perang warna cokelat kemerahan berdiri di sana. Siapa lagi kalau bukan Arjuna.Eliska hanya te

Arjuna melihat punggungnya sekilas, lalu mengernyit dengan ekspresi dingin....."Sekembalinya Tuan Arjuna ke ibu kota kali ini, sepertinya urusan perjodohannya akan segera ditentukan. Beberapa hari lalu, Kaisar juga sempat membicarakan hal ini dengannya di istana," bisik Aisyah kepada Reni yang berada di sampingnya.Wajah Reni langsung terlihat muram."Tuan Arjuna biasanya akan selalu mengelak, tapi kali ini dia sama sekali nggak menyangkal," Aisyah menyikut Reni ringan dengan sikap menggoda. "Kenapa kamu murung sekali hari ini? Bukankah biasanya kamu yang paling bersemangat kalau ke Kediaman Raja Kawiswara?"Kenyataannya, Reni memang sedang gundah karena kabar perjodohan Arjuna. Dia merasa sesak dan malas menanggapi Aisyah. Dia hanya berpaling ke arah Eliska lalu berkata, "Eliska, kamu mau kue osmanthus ini?"Namun, sebelum Eliska sempat menjawab, tangannya sudah diraih oleh Nindia yang berkata riang, "Kak Eliska, temani aku duduk sebentar."Usai bicara, dia langsung membawa Eliska p

Tentu saja, bukan tanpa tujuan Eliska menyebut soal perjodohan Arjuna saat ini. Di hatinya masih ada keraguan, apakah perjodohan itu akan memengaruhi hubungan kerja mereka di masa mendatang? Karena itulah, dia pun sengaja menyinggungnya sebagai bentuk pengujian.Namun bagi Arjuna, Eliska adalah orang yang membawa kenangan dari kehidupan sebelumnya. Gadis itu adalah istrinya di masa lalu, tapi sekarang malah mengucapkan selamat atas perjodohannya dengan wanita lain.Bahkan jika dalam kehidupan ini dia tidak menyukai Eliska, bukan berarti dia bisa sama sekali tidak terpengaruh oleh sikap Eliska itu.Arjuna menyunggingkan senyuman. "Nona Eliska rupanya begitu memperhatikan urusan pribadiku.""Karena kini kita berada di perahu yang sama, tentu saja aku berharap Tuan Arjuna bisa beruntung juga dalam urusan asmara," jawab Eliska dengan senyum tipis. Ucapannya sopan dan terdengar tulus."Kembalilah," ucap Arjuna yang tidak ingin melanjutkan topik itu. Suaranya datar, seperti mengusir tamu.El

Penulis surat itu bukan Adelia. Memang benar bahwa Arjuna menyimpan surat dari Eliska, tetapi kepulangannya ke ibu kota lebih awal tidak ada hubungannya dengan surat itu. Hanya saja, Arjuna tidak menjelaskan hal ini secara langsung.Banyu sempat mendengar sedikit kabar itu. Kini, dia pun berharap ada seorang wanita yang selalu memikirkannya. Terlebih lagi di daerah utara yang dingin dan sepi, jika bisa menerima sepucuk surat dari seorang istri, suasana dingin itu pasti akan terasa lebih hangat.Memikirkan itu, dia tanpa sadar menoleh ke arah Eliska. Saat ini, gadis itu sedang berbincang dan tertawa dengan para putri bangsawan lainnya.Banyu memang tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, tetapi pemandangan itu tetap menyenangkan untuk dilihat. Bahkan hanya dengan memandangnya saja, rasanya sangatlah menyejukkan hati.Menjelang malam, saat kedua bersaudara itu masuk ke istana bersama, Banyu berpikir sejenak, lalu berkata, "Hari ini aku sempat berbincang dengan Nona Eliska. Sepert

Karena Arjuna sedang membahas soal perjodohan, kemungkinan besar dalam waktu dekat akan sulit untuk bertemu dengannya. Selain hal yang bisa membahayakan Kediaman Raja Kawiswara, tak ada urusan yang lebih penting lagi dari perjodohan. Saat ini, pikiran pria itu pasti sepenuhnya tertuju penuh pada urusan pernikahan.Eliska berpikir sejenak, lalu berkata, "Kalau begitu, aku akan meninggalkan surat untuk Putra Bangsawan, tolong bantu aku berikan kepadanya."Urusan Racun Teratai bukanlah perkara yang bisa diselesaikan dalam satu kali pembicaraan, tetapi sikap saat menangani urusan orang lain sangatlah penting. Meskipun urusannya belum tentu berhasil, dia harus membuat Arjuna melihat bahwa dia sudah berusaha keras.Seperti hari ini, dirinya yang datang dan menawarkan diri untuk membahas soal Racun Teratai. Jika ada yang keliru, itu bukan salahnya. Yang tidak hadir adalah Arjuna.Kendhis menatapnya beberapa saat, lalu berkata, "Ikut aku."Eliska mengikutinya masuk ke jalur rahasia yang pernah