Semua Bab Terlahir Kembali: Menolak Cinta Putra Bangsawan: Bab 61 - Bab 70

100 Bab

Bab 61

Namun, surat yang dikirim Nindia itu lama tak kunjung mendapat balasan.Tak lama setelah surat itu dikirim, Raja Kawiswara langsung mengeluarkan perintah untuk mengirim pasukan memulai penyerangan ke utara. Suku Surtara tidak memiliki persiapan sebelumnya. Ditambah lagi mereka telah kehabisan amunisi dan logistik, sehingga mengalami kekalahan beruntun dalam waktu singkat.Begitu lewat bulan pertama tahun baru, kabar baik pun sampai ke ibu kota. Kota Baraga yang dulu direbut oleh Negara Drabadi pada masa pemerintahan sebelumnya akhirnya berhasil direbut kembali. Wilayah utara yang dulu terpecah belah selama lebih dari 100 tahun, kini akhirnya kembali bersatu dan secara resmi diganti nama menjadi wilayah Yardin, yaitu Suraya.Zuhair pun tampak berseri-seri, sambil berkata penuh semangat, "Memiliki garis keturunan Keluarga Rajendra adalah anugerah besar bagi Negara Yardin!"Pujian dari berbagai penjuru pun datang bertubi-tubi hingga tak terhitung jumlahnya.Sementara itu, di kediaman Kelu
Baca selengkapnya

Bab 62

"Kamu lakukan sebisamu saja," ujar Gayatri."Tapi, menurutku nggak mungkin bisa mengurus semua ini seorang diri. Ibu, tolong carikan aku seorang pembantu," kata Dwiana setelah berpikir sejenak."Soal itu, kamu bisa tanyakan langsung sama Ulfa," jawab Gayatri. Dia pun merasa tidak pantas mengambil keputusan sepihak. Lagi pula, orang yang bisa dijadikan pembantu hanya ada dua dari pihak keluarga utama. Jika salah pilih, bisa-bisa keluarga utama akan merasa kesal.Ketika Ulfa mendengar Dwiana akan mulai mengurus rumah, dia bangkit dari ranjangnya dengan susah payah sambil terbatuk tiada henti. "Aku sudah bicara sama Liana, biar dia yang membantumu. Kamu hanya perlu membantu sementara waktu saja. Setelah aku sembuh, aku akan ambil alih kembali."Sebenarnya Ulfa tahu betul, Dwiana meminta bantuan bukan sekadar karena tidak mampu, melainkan ingin dirinya benar-benar menyerahkan wewenang. Sama halnya, Dwiana juga sadar bahwa Ulfa sudah lebih dulu menunjuk Liana sebagai pembantu karena dia tak
Baca selengkapnya

Bab 63

Begitu tahun baru berlalu, Paviliun Awani pun kembali ramai.Namun, begitu memasuki lorong rahasia, suasananya langsung berubah dingin dan sunyi. Kondisi dia kedua tempat ini benar-benar bertolak belakang.Kendhis meletakkan setumpuk uang di hadapan Eliska dan berkata, "Ini pembagian untuk bulan ini, Silakan dihitung."Jumlahnya mencapai 8.000 tahil, jauh lebih banyak dari sebelumnya. Kali ini adalah hasil setelah pembagian dividen. Kalau toko ini dia jalankan sendiri, dalam setahun saja penghasilannya sudah cukup untuk digunakan seumur hidup.Sayangnya, Arjuna turut terlibat dalam urusan ini. Meski begitu, kehadirannya juga membawa keuntungan. Setidaknya, urusan dengan Talita jadi tidak usah terlalu dipusingkan."Ini titipan dari Kak Arjuna," ujar Kendhis sambil menyerahkan sepucuk surat.Namun, surat itu bukan ditulis oleh Arjuna, melainkan oleh Nindia. Isinya mengatakan bahwa dia sudah membicarakan banyak hal baik tentang Banyu di hadapan Eliska. Arjuna mengirimkan surat itu kepadan
Baca selengkapnya

Bab 64

"Masalahnya sudah sebesar ini, kenapa kamu nggak inisiatif minta bantuan dari Dwiana?" Ulfa nyaris mengutuk Liana dalam hati. Urusan besar ini hampir saja hancur di tangan wanita dungu ini.Liana benar-benar ketakutan. Dia samar-samar mulai menyadari bahwa dirinya mungkin akan ikut terseret dalam masalah besar. Begitu memikirkan kemungkinan akibatnya, kedua kakinya langsung lemas dan dia terjatuh berlutut.Suaranya gemetaran saat berkata, "Aku sudah mencoba menemui Nyonya Dwiana, tapi dia selalu mengelak dengan mengatakan nggak paham soal urusan rumah tangga. Dia menyuruhku bertanya langsung ke kepala rumah tangga.""Hebat sekali Dwiana ini! Nggak mau kerja, tapi mereka yang dapat reputasi baiknya!" Dalam hatinya, Ulfa benar-benar murka. Demi membuat Dwiana bersedia turun tangan, dia bahkan sudah menyebarkan pujian tentang kebaikan hati mereka kepada para nyonya yang datang menjenguknya.Liana masih berlutut dan tidak berani berkata sepatah pun. Sebab, dia takut kalau ucapannya malah a
Baca selengkapnya

Bab 65

Akan tetapi, Eliska tidak bisa memendam perkataan itu dalam hati. Kalaupun harus dihukum, dia akan menerimanya.Gayatri merasa dipermalukan. Dia tidak menyangka cucu perempuan yang selama ini patuh dan penurut, kini berani membantahnya terang-terangan. Amarahnya pun meledak. "Pergi ke depan pintu dan berlutut di sana! Sebelum aku izinkan, kamu nggak boleh berdiri!"Eliska malah berlutut di hadapan Dwiana dan bersujud. "Ibu, aku tetap pada pendirianku. Jangan ikut campur soal urusan rumah tangga. Belum lama ini aku dengar dari dua pelayan gudang, bahwa pembukuan di rumah ini memang bermasalah.""Dulu Ibu memang nggak berhak untuk mengurus, tapi sekarang jangan sampai malah terseret untuk memikul tanggung jawab yang bukan milik Ibu."Eliska sengaja menarik Dwiana dari tanggung jawab. Dia adalah cucu kandung Gayatri, neneknya tidak akan benar-benar menyimpan dendam padanya. Apalagi, dia hanyalah seorang gadis yang belum dewasa. Perkataannya masih bisa dianggap ucapan anak polos.Kalaupun
Baca selengkapnya

Bab 66

Melihat Gayatri tetap enggan membuka mulut, Raditya pun mengalihkan pandangan pada Leya yang berada di sampingnya dan berkata, "Kamu yang bicara."Leya melirik sekilas Gayatri yang berwajah dingin dan tegas, tetapi dia tetap tak berani bicara. Dia hanya langsung berlutut, "Mohon Tuan Raditya menghukum hamba.""Bu, mendidik anak cucu itu memang kewajiban orang tua, tapi tetap harus ada alasan yang jelas. Anakmu ini butuh penjelasan," ujar Raditya. Meski dalam hatinya sudah mulai gusar, dia masih berusaha bersabar karena takut kata-katanya menyakiti hati ibunya."Raditya, tadi itu karena Dwiana berselisih dengan Ibu, lalu Eli membela ibunya dan kelewatan bicara sampai menyinggung Ibu," ujar Ulfa mencoba meredakan suasana.Raditya segera membela istrinya, "Bu, Dwiana itu berhati lembut, nggak mungkin dia menyimpan niat buruk. Hanya saja, mungkin ucapannya agak tajam. Mohon Ibu jangan terlalu mempersoalkannya."Nada bicara Gayatri akhirnya mulai melunak sedikit. Bagaimanapun juga, putranya
Baca selengkapnya

Bab 67

Sampai di sini, Raditya sudah bisa menangkap seluruh duduk perkaranya. Selama ini dia tahu bahwa ibunya memang pilih kasih. Hanya saja karena dirinya dan Sadali adalah saudara kandung, Raditya tidak pernah mempermasalahkannya. Bahkan saat seluruh urusan rumah tangga dipegang oleh keluarga utama sekalipun, dia tidak banyak bersuara.Semua orang tahu, siapa pun yang memegang urusan rumah tangga bisa mengambil cukup banyak keuntungan. Dengan diamnya, Raditya sesungguhnya membiarkan keluarga Sadali mendapatkan lebih dan dia rela menanggung kerugian.Namun, yang membuat hatinya benar-benar dingin adalah ketika tahu bahwa setelah mengetahui kondisi rumah yang sebenarnya, Gayatri masih berpikir untuk meminta istrinya mengeluarkan uang dari maskawin demi menutupi kesalahan yang dibuat oleh keluarga Sadali.Raditya merasa sangat kecewa dan hancur.Dia kembali memandangi istrinya. Rasa bersalah perlahan-lahan tumbuh di hatinya. Sekarang putrinya sudah dewasa dan bisa bersuara membela ibunya. Lal
Baca selengkapnya

Bab 68

Namun Raditya tidak menghiraukannya. Dia langsung berlutut dan membenturkan kepalanya tiga kali ke lantai, lalu berkata, "Anggap saja aku tidak berbakti. Tapi, aku hanya punya satu istri, yaitu Dwiana. Kalau aku nggak melindunginya, aku nggak layak menjadi suaminya."Setelah mengucapkan kata-kata itu, Raditya pun membawa istri dan anaknya pergi meninggalkan Paviliun Raksi tanpa menoleh sedikit pun dan kembali ke Paviliun Lotus."Andai Ayah bisa seperti ini sejak dulu, Ibu pasti nggak perlu menanggung begitu banyak penderitaan," ujar Eliska. Karena lututnya masih belum pulih, dia pun kembali dengan menggunakan tandu.Raditya merasa bersalah dan berkata, "Mulai sekarang, Ayah nggak akan membiarkan ibumu diperlakukan seperti itu lagi."Namun, tatapan matanya tertuju pada Dwiana.Eliska merasa lega. Hari ini dia rela dihukum berlutut karena sudah menghitung waktu kepulangan Raditya. Sikap Raditya malam ini membuatnya merasa bahwa pengorbanannya tidak sia-sia.....Malam itu juga, Sadali ke
Baca selengkapnya

Bab 69

"Keluarga kami nggak kekurangan uang, tapi Kakak sedang berada di masa penting untuk membangun relasi dan semua itu butuh biaya. Kalau masalah ini terus ditunda, justru akan merugikan keluarga kalian. Kalau sampai menghambat karier Kakak, Bibi pasti akan menyesal," ujar Eliska.Hal yang paling dikhawatirkan Ulfa memang itu. Uang simpanannya takkan bertahan lama. Dulu masih bisa berharap meminjam dari adik iparnya, tapi sekarang sudah tidak mungkin lagi. Maka satu-satunya jalan adalah membicarakan langsung dengan pihak keluarga Raditya."Kalau memang Kakak butuh dana, aku bisa bantu. Kalau ada kekurangan dana yang harus ditutupi, aku juga sanggup. Tapi aku ingin Bibi menyerahkan semua wewenang pengelolaan rumah tangga. Semua tergantung pilihan Bibi," ucap Eliska dengan tenang.Ulfa memang datang untuk menyelesaikan masalah ini. Dia sadar tidak bisa lagi menundanya. Setelah mendiskusikannya dengan Sadali dan diceramahi, akhirnya Ulfa pun disuruh menyerahkan urusan rumah tangga pada Dwian
Baca selengkapnya

Bab 70

Saat melewati Kedai Lembayung, terlihat kerumunan dan antrean yang sangat panjang."Bisnis toko ini benar-benar laris." Ayuna membuka tirai kereta untuk melihat ke luar.Eliska tersenyum tipis. "Kak Ayuna ingin turun dan melihat-lihat?"Ayuna tampak sedikit ragu. "Kamu tahu sendiri bagaimana keadaan keluarga kami akhir-akhir ini. Kalau aku membeli sesuatu dan membawanya pulang, Ibu Mertua pasti akan kesal."Eliska hanya bisa menghela napas dalam hati. Ayuna masih terlalu memedulikan pendapat Ulfa. Padahal memakai uang maskawin sendiri, lalu kenapa? Jika Ulfa sampai ikut mencampuri hal seperti itu, bukankah terlalu sempit hati?Meski begitu, mereka tetap masuk ke dalam toko untuk melihat-lihat. Eliska langsung melihat pria paruh baya berpakaian compang-camping itu. Memang bukan sosok yang dia duga sebelumnya, tetapi juga tidak jauh berbeda.Eliska hanya melirik sebentar, lalu segera mengalihkan pandangan dan meminta dua kotak Krim Kulit Cerah. Saat membayar, dia memerintahkan pengurus t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status