All Chapters of RAHASIA ISTRI BERCADARKU: Chapter 41 - Chapter 50

Yura tidak bisa mencegah kepergian Abidzar. Dada terasa sesak melihat suaminya memilih untuk pergi. Ada rasa tidak rela yang membuat matanya berkaca-kaca. Sepenting itu kah Renita sampai Abidzar mengabaikan kesehatannya sendiri? "Andai Kakak tahu, hilangnya Renita untuk mengembalikan apa yang mereka rampas," batin Yura sambil menatap kepergian Abidzar sampai hilang oleh jarak. "Tenangkan hatimu Yura, kita doakan saja Abidzar selalau dalam lindungan Allah. Semoga ia segera menemukan Renita agar cepat kembali. Setelah itu kita pulang kampung ya dan memulai hidup baru di sana!" ujar Umi Hafsah yang sangat memahami perasaan Yura sebagai seorang istri. Mendengar itu Yura memeluk ibu mertuanya sambil menahan tangis. Sungguh ia tidak sanggup membayangkan Abidzar, kalau sampai menemukan Renita. Apakah suaminya akan memeluk wanita itu dan mengatakan semua akan baik-baik saja. "Ya Allah, aku tidak mencintai Abidzar. Tapi kenapa hati ini terasa nyeri melihat suamiku pergi mencari wanita itu?

"Bebaskan dia Dragon, biarkan hukum yang akan mengadilinya!" seru Yura yang memilih untuk memaafkan perbuatan Baskoro. "Jangan bodoh Lea, dia bisa membeli hukum di negara ini!" ujar Dragon yang tidak sependapat dengan Yura. "Keluarga suamiku akan memperjuangkan keadilan itu. Jika dia sampai lolos juga dari jerat hukum, tanganku sendiri yang akan mengatasinya!" sahut Yura dengan serius. Setelah terjadi perdebatan sengit, akhirnya Dragon mengabulkan permintaan Yura. "Baiklah, aku pulang dulu. Ketika aku kembali selesai atau tidak urusanmu kau harus pulang bersamaku, kalau sampai melarikan diri lagi tanggung sendiri akibatnya!" ujar Dragon yang dijawab anggukan oleh Yura. Setelah memberikan pesan kepada Rain, Dragon pergi meninggalkan tempat itu. Sementara yang lainnya kembali ke Jakarta, sedangkan Baskoro di tinggalkan begitu saja. ***Yura membawa Abidzar ke klinik Bibi May lagi. Sementara itu Rain dan Miss Flo membebaskan Renita. "Jadi kamu sudah menemukan Baskoro?" tanya Bibi

"Kamu sudah pisah sama Abidzar?" tanya Miss Flo ketika Yura datang menemuinya. "Aku sudah memutuskan untuk tetap menjadi istrinya," sahut Yura mengikuti kata hatinya. Tidak lama kemudian, Rain datang dan ikut dalam pembicaraan, "Dasar nekat, Dragon akan marah besar, kalau sampai tahu kamu memilih pria itu.""Aku tidak perduli, dia tidak berhak mengatur hidupku!" sahut Yura tanpa takut sedikitpun. Ia akan mempertahankan rumah tangga dan cintanya dengan segenap jiwa, meskipun harus melawan Dragon. "Susah bicara sama orang yang lagi jatuh cinta. Semoga saja Dragon mau mengerti," balas Rain kemudian. Dengan tetap tenang Yura menanggapi, "Harus, kalau dia berani mengusik kehidupanku. Aku akan obrak abrik istana Letizia.""Sepertinya seru, tapi jangan bilang kau akan libatkan aku lagi ya!" Rain berkata sambil menatap Yura yang tersenyum. "Siapa lagi kalau bukan kamu yang membantuku Kakak," sahut Yura sambil terkekeh melihat Rain berdecih. "Sebenarnya kamu adik Dragon atau Rain sih?"

"Yura menitipkan ini untukmu," ujar Rain sambil memberikan sepucuk surat. Dengan tangan gemetar Abidzar menerimanya dan bertanya, "Surat apa ini?""Bacalah, semoga menjawab semua pertanyaanmu," sahut Rain sambil menepuk bahu Abidzar dan berlalu pergi. Dengan penuh rasa penasaran Abidzar membuka lipatan kertas itu dan membacanya dengan saksama. "Maaf, kalau Kakak baca surat ini aku minta izin untuk pergi mengakhiri hubungan kita. Jangan cari aku karena akan sia-sia. Mungkin caraku salah, tapi sungguh aku tidak punya alasan untuk meninggalkanmu dan Umi karena cinta ini membuatku tetap bertahan memilih kalian. Namun, setelah menyerahkan segenap jiwa raga aku sadar kita tidak bisa bersatu. Cinta saja tidak cukup karena terlalu jauh dan dalam jurang pemisah di antara kita. Aku tidak pernah menyesal mengenal dan mencintaimu. Hanya saja kita adalah rasa di waktu yang salah. Sekali lagi maafkan aku, semoga Kakak dan keluarga bahagia selalu."Abidzar meremas surat itu dengan dada yang sesak

Di sebuah mansion mewah, Dragon sedang bicara serius dengan seorang wanita cantik jelita. "Kamu baru saja pulang, Daren. Mau pergi ke mana lagi?" tanya Letizia sambil menatap pria yang sangat dicintainya itu. Dragon yang sudah berpakaian rapih pun menjawab, "Aku mau jemput adikku.""Dia bukan adikmu, Daren!" pekik Letizia dengan penuh kemarahan. Dragon menatap Letizia di hadapannya dengan saksama. Rahangnya tampak mengeras menahan amarah yang siap meledak kapan saja. "Dengar baik-baik Zia. Siapa pun Lea, dia tetap adikku yang lahir dari perasaanku!" sahut Dragon dengan sengit. Wanita yang bernama Letizia tampak cemburu sekali mendengarnya. Sambil terus menatap Dragon dengan tajam ia berkata, "Jangan bawa-bawa status adik kakak. Kau tidak bisa membohongiku dari perasaan gilamu Daren, kalau kau mencintainya biarkan dia bahagia dengan pilihan hidupnya sendiri!""Kau tidak akan pernah bisa mengerti, aku lebih tahu apa yang kulakukan!" sahut Dragon sambil berlalu. Bicara dengan Leti