“Ibu! Aku ke kamar Livia ya!” seru Luca bersemangat, berdiri di depan Chiara yang duduk di sofa. Mata bocah itu berbinar penuh kegembiraan, ia terlihat tampan mengenakan kaos biru lembut dipadukan dengan jeans gelap.Chiara tersenyum lembut, merapikan rambut putranya yang sedikit berantakan. “Iya, jangan nakal di sana ya,” ucapnya.Tak lama kemudian, Luca beralih ke Damien, yang baru selesai merapikan setelan jas mewahnya. Bocah itu mengangkat wajah, menatap ayahnya sambil bertanya, “Ayah, aku pergi dulu, ya? Nanti kita jadi pergi ke hotel ayah, kan?”Damien berjongkok hingga setara dengan Luca, lalu mendaratkan kecupan di kening putranya. “Iya, setelah bekerja Ayah akan menjemputmu,” jawabnya sambil mengelus lembut kepala Luca.Dengan langkah riang, Luca meninggalkan ruangan, berlari kecil ke arah pintu. Begitu bayangannya menghilang, Damien berdiri tegak dan menghela napas panjang. Raut wajahnya menampakkan keraguan yang berat.“Apa perlu aku pergi ke pertemuan itu? Aku bisa mengatu
Terakhir Diperbarui : 2025-06-06 Baca selengkapnya