Semua Bab Gairah Liar Pembantu Lugu: Bab 351 - Bab 360

Intan tersenyum lembut. Ia menangkup wajah Valdi, ibu jarinya mengusap rahang pria itu yang tegang. “Aku ingin,” jawabnya, suaranya begitu menenangkan. “Aku ingin menjadi bagian darimu.”Valdi menatapnya bingung.“Aku akan menyerahkan kesucianku,” lanjut Intan, “untuk kesembuhanmu. Aku ingin mengambil semua racun, semua amarah, semua kegelapan yang selama ini membelenggumu. Dan sebagai gantinya, aku akan memberimu diriku.”Ia meraih kejantanan Valdi, menuntunnya. “Aku takan memberimu kedamaian, Mas,” bisiknya. “Aku akan memberimu kesembuhan.”Ia menurunkan tubuhnya dengan sangat perlahan. Valdi menahan napas, merasakan sensasi yang belum pernah ia alami sebelumnya. Liang Intan yang perawan dan sempit

Sentuhannya semakin intim, semakin mengerikan. Jemari bayangannya mencengkeram pinggul Valdi dengan kuat, meninggalkan bekas dingin yang membakar di kulitnya. Dia merasakan bibir bayangannya mencium lehernya, menghisap dengan rakus seolah meminum jiwanya. Napasnya yang dingin menggelitik kulitnya, mengirimkan getaran jijik dan ketakutan ke tulang belakangnya.

“Punya Om… Mayang kangen sekali sama punnya om…” bisiknya, kata-katanya vulgar namun diucapkan dengan kepolosan yang mematikan. “Selama Om pergi, Mayang mimpiin ini terus. Rasanya sakit, Om… kosong… Cuma punya Om yang bisa bikin Mayang sembuh.”Ia menuntun kejantanan Valdi, menggesek-gesek

Valdi terbangun bukan karena sinar matahari yang menyelinap masuk melalui celah gorden, melainkan karena sebuah sensasi menggairahkan yang luar biasa. Ia membuka matanya perlahan, pandangannya yang sedikit kabur langsung tertuju pada pemandangan di pangkal pahanya. Mayang, gadisnya yang paling polos, sedang berlutut di atas ranjang, rambut hitamnya yang panjang tergerai menutupi sebagian wajahnya. Kepalanya bergerak naik-turun dengan ritme yang rakus dan penuh semangat. Mulutnya yang hangat dan basah melahap kejantanannya yang mengeras sempurna, menghisapnya dengan pengabdian seorang pemuja yang sedang menyembah dewanya.Valdi mendesah panjang, punggungnya bersandar lebih dalam ke bantal yang empuk. Ia menatap langit-langit kamarnya, senyum puas terukir di bibirnya. Ini adalah cara terbaik untuk memulai hari. Ia mengulurkan tangannya, membelai rambut Mayang yang selembut sutra.

Di hari-hari berikutnya, kediaman Wirasatya berubah menjadi sebuah kuil kenikmatan yang tak pernah tidur. Valdi, seakan tak pernah berhenti, menggilir semua wanita yang berada di dekatnya. Pikirannya tentang Intan, teka-teki sang auditor yang menantang, perlahan terkikis, ditenggelamkan oleh lautan gairah yang ia ciptakan sendiri. Ia tidak lagi butuh penaklukan yang rumit; ia hanya butuh pelepasan, dan ia memiliki seluruh surga untuk itu.Pagi hari akan dimulai dengan Ella dan Lana. Valdi akan membangunkan mereka berdua, menarik mereka ke dalam kamar mandi uap yang luas. Di tengah kabut yang pekat, ia akan menaklukkan mereka berdua. Ia akan membuat Lana yang cerdas dan berkuasa berlutut, menghisap kejantanannya yang mengeras sementara ia menghujam lubang belakang Ella yang sempit dan ketat dari belakang. Suara decakan basah dan erangan mereka akan menjadi musik pembuka hari itu, berakhir dengan Valdi yang