Napas Intan tercekat. Ciuman Valdi, yang tadinya lembut menjajaki bibirnya, kini berubah menjadi badai yang melumat, menghisap setiap oksigen dari paru-parunya. Ia meraih wajah pria itu, jemarinya yang lentik mencengkeram rambut tebal Valdi, menariknya semakin dekat, seolah ingin menyatukan mereka menjadi satu. Semua keraguan, semua permainan catur psikologis yang selama ini mereka mainkan, kini lenyap ditelan gelombang gairah murni yang membakar, melenyapkan akal sehat. Ia membalas setiap lumatan Valdi dengan kerakusan yang sama, lidah mereka bertaut dalam tarian panas yang basah dan menuntut, saling menjajah, saling mengklaim. Erangan pelan keluar dari bibirnya, bukan penolakan, melainkan undangan.Valdi menggeram puas, merasakan dominasinya. Ia merasakan penyerahan diri total dalam ciuman Intan. Dengan gerakan cepat namun tetap sensual, ia menarik blus sutra Intan ke atas, melepaskannya dari tubuh wanit
Terakhir Diperbarui : 2025-09-06 Baca selengkapnya