Di depannya berdiri Kancil Wong, kurus dengan wajah penuh garis licik. Di sampingnya, seorang pria bertopeng hitam berdiri diam, namun aura membunuhnya terasa lebih mengerikan dari pasukan mana pun.Bintang melangkah masuk, pedangnya meneteskan darah. Tatapannya langsung terkunci pada sosok Kiana.“Muridku…”Kiana menegakkan kepala, senyum tipis muncul di wajahnya yang pucat. “Guru, aku tahu kamu pasti akan datang…”Kancil Wong tertawa panjang. “Hahaha! Jadi benar kau datang sendiri. Bagus, bagus. Malam ini akan jadi malam kematianmu, dan setelah ini, Negara Amerta akan segera menjadi milikku!”Bintang menatapnya dingin. “Kau bukan tandinganku, Kancil Wong.”Dengan gerakan secepat kilat, Kancil Wong melemparkan pisau kecil. Namun sebelum menyentuh tubuh Bintang, pedangnya sudah bergerak, membelah pisau itu menjadi dua.Wuuuuush!Sekejap kemudian tubuhnya sudah lenyap, muncul tepat di depan Kancil Wong.Tebasan pedang berkilat. Kancil Wong melompat mundur, gaunnya teriris. Wajahnya ber
Last Updated : 2025-09-08 Read more