Waktu Ardi beberapa kali mencariku, itu juga bukan untuk meminta bantuan, tetapi khawatir tentang keamananku.Semua kata-katanya pada saat itu juga benar.Informasi yang aku terima terlalu banyak, sampai aku tidak bisa mencerna semuanya sekaligus. Aku terdiam di tempat, menatap wajah Ardi. Setelah terdiam cukup lama, aku baru bisa berbicara dengan susah payah, "Ardi ....""Raisa, aku tahu, wajar kalau kamu salah paham padaku. Aku sama sekali tidak merasa tersakiti. Aku sendiri yang pertama kali berbuat salah. Aku yang pertama menyakiti hatimu. Aku memang harus menanggung sendiri akibat dari semuanya." Ardi kembali memelukku erat. Suaranya rendah dan teredam, bergema di atas kepalaku dengan lembut."Aku hanya menyesal karena sebelumnya sudah bertindak bodoh, sampai meragukan perasaanmu padaku, sampai tidak memercayaimu. Semua ini salahku. Raisa, aku hanya ingin memohon padamu untuk memberiku satu kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. Bisakah?" Nada bicara Ardi akhirnya berubah. Napasn
Read more