Hanna terdiam selama beberapa saat. Ia mencoba berpikir, mencari jawaban atas pertanyaan Yoga kepadanya. "Benar kataku bukan, Han?" Yoga kembali bertanya, mengharap jawaban. Hanna terlihat salah tingkah, membuatnya tersenyum canggung. "Y-ya, dia yang membantuku." Tergagap Hanna menjawab. "Padahal sejak awal aku sudah menawarkan bantuan untuk melunasi hutang orang tuamu ke rentenir itu, tapi kamu tolak." Yoga mengusap wajahnya, terlihat kecewa. "Ga, aku tidak menerima bantuanmu waktu itu karena aku malu. Aku selalu saja merepotkanmu. Sudah terlalu banyak kamu membantuku." Hanna mencoba memberi pengertian. "Aku sama sekali tidak keberatan, Han. Aku sudah tekankan itu." Yoga mulai terpancing. Nada bicaranya terdengar sedikit emosi. Hanna mendesah, lelah. Bukannya ia tidak tahu jika lelaki itu akan melakukan apapun untuknya. Tapi, ia merasa harus tahu diri. Yoga bukan berasal dari keluarga kaya. Gaji dari pekerjaannya sebagai staf gudang di tempat Hanna bekerja, mungkin hanya cukup
Last Updated : 2025-09-24 Read more