“Sudah memutuskan, Tuan Kalen? Bahkan datang sendiri tanpa diminta,” ucap Jesika dengan nada setengah mengejek, kepercayaan dirinya memuncak, dan kesombongan yang perlahan menguar dari tubuhnya.Kalen menatap perempuan itu dengan tatapan dingin. Bibirnya menyungging senyum miring yang sama sekali tidak mengandung kehangatan, melainkan sindiran yang menusuk.“Kedatanganku kemari bukan untuk tanggung jawab,” ucapnya, lalu mencondongkan tubuh sedikit ke depan. Suaranya berat, menekan, dan penuh dengan dendam yang dipendam bertahun-tahun. “Tapi, untuk menuntutmu!”Suasana seketika berubah kaku. Udara di antara mereka seperti menegang. Jesika sempat terhenyak, namun cepat-cepat menyembunyikan keterkejutannya.Tangan yang semula dilipat perlahan turun ke sisi tubuhnya. Matanya menatap tajam ke wajah Kalen, berusaha membaca maksud di balik kalimat yang barusan keluar dari mulut pria itu.“Apa maksudmu, Tuan Kalen? Menuntut apa? Jelas-jelas Joana sedang hamil, aku tidak mengada-ngada, ya!” se
Last Updated : 2025-06-12 Read more