Plak!Sebuah suara tamparan keras memecah kesunyian sore di rumah keluarga Kalen.Melvin, yang baru saja menjejakkan kaki ke dalam rumah, terhuyung ke samping karena tamparan penuh emosi dari tangan ayahnya.Rasa panas menyebar di pipi kirinya, namun rasa sakit itu bukan apa-apa dibandingkan keterkejutan yang menghantam dadanya.“Pa! Apa yang kau lakukan?!” serunya dengan nada tak percaya, satu tangan terangkat menyentuh pipinya yang memerah.Pandangannya terarah ke ayahnya, Kalen, yang kini berdiri dengan napas memburu, wajahnya merah padam oleh amarah yang membuncah.“Kau gila, hah?! Seharusnya aku yang bertanya padamu, apa yang KAU lakukan, Melvin?!” suara Kalen menggelegar di seluruh ruangan, seperti petir di siang bolong.Nada suaranya penuh luka dan kekecewaan yang mendalam, bukan hanya sebagai seorang ayah, tapi juga sebagai seorang pria yang harga dirinya diinjak oleh anaknya sendiri.Melvin mengerutkan dahi, hatinya bergemuruh tak menentu. “Aku tidak tahu maksud—”Kalen tidak
Last Updated : 2025-06-02 Read more