Wangi bumbu tumisan bawang merah dan bawang putih menyeruak dari arah dapur, menandakan Desti tengah sibuk menyiapkan makan siang sesuai arahan Nayla. Sesekali terdengar suara panci beradu dengan spatula, disusul bunyi gemericik minyak saat potongan ayam masuk ke dalam penggorengan. Sementara itu, di ruang tengah, Nayla duduk bersandar di sofa dengan wajah pucat. Matteo berada dalam gendongannya, matanya terpejam setengah sambil mengisap dot botol dengan tenang. Sesekali Nayla mengelus rambut tebal bayi tampan itu, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Ibu iri deh sama rambut kamu, Teo… hitam, tebal, bagus banget. Rambut ibu malah agak cokelat, nggak sehitam ini. Turunan Papa Leo, ya…” bisik Nayla lembut. "Oh ya, henpon ibu mana, ya? Nayla menoleh kiri-kanan, lalu menghela napas lega ketika menemukan ponselnya terselip di antara bantal sofa. Sejak Leo menghadiahinya, ponsel itu selalu ia bawa ke mana-mana—ke kamar, dapur, teras, bahkan sampai ke kamar mandi pun dibawanya. Nayla takut k
Last Updated : 2025-08-22 Read more