Pagi itu, sinar matahari menelusup lembut lewat gorden tipis kamar Matteo. Udara masih sejuk, dan aroma roti bakar sudah memenuhi ruangan itu, bercampur wangi telon dan bedak bayi. Leo berdiri di ambang pintu, mengetuk pelan sebelum melangkah masuk. “Masuk…” suara Nayla terdengar pelan. Pemandangan itu kembali menyambut Leo dan membuatnya terdiam sesaat. Nayla setengah berbaring di ranjang, menyusui Matteo yang setengah terlelap. Rambutnya tergerai seadanya, wajah tanpa riasan, dan bahu pucat itu terbuka menggoda. Sial! Mau sampai kapan dia tersiksa begitu setiap pagi? Leo menelan ludah kasar, sebelum berjalan mendekat. “Pagi, Nay. Pagi, Matteo…" sapanya, sok santai. “Pagi…” sahut Nayla singkat. Leo menarik napas, dan mengalihkan pandangan ke atas nakas di samping ranjang. “Lho, kamu sudah punya roti bakar? Bikin sendiri?” Nayla tersenyum tipis. “Nggak. Bude yang bawa ke sini. Saya cuma bilang, pagi ini mau sarapan roti bakar aja, supaya Bude nggak perlu repot masak.” Leo meng
Last Updated : 2025-08-16 Read more