Mischa menoleh heran menatap Maya tak habis pikir. "Apa lo bilang? Hanya karena miskin? Ya ampun, Maya, jodoh itu harusnya yang setara dong, masa iya pria sekelas abang gue bisa dapat perempuan yang begituan, harusnya bisa dapat perempuan yang lebih berkelas juga, dong, kayak lo gini."Maya lagi-lagi hanya bisa mengangguk-angguk. Dia pun tak ingin terlihat seakan-akan dia memihak Intan. Harusnya dia tunjukin ke Mischa kalau dia ada di pihak Mischa dan punya pendapat yang sama. "Benar kan yang gue bilang?" tanya Maya lagi."Iya, bener, kok. Aku nanya tadi cuman penasaran aja, sih, kenapa, gitu loh. Maaf, ya?" Maya terlihat tak enak hati. Mischa tersenyum. "Santai aja. Oh iya, nanti ke Mall kita mau belanja apa nih?" Dia mengalihkan topik pembicaraan. Tak kuasa kalau harus terus-menerus membahas Intan."Belanja semua yang ada di sana," jawab Maya setengah bercanda. "Kita nyalon dulu boleh kali, ya.""Boleh banget, dong!" Mischa makin senang saja. ***Akhirnya mobil merah kesayangan
Last Updated : 2025-10-28 Read more