All Chapters of Dokter Ajaib Dari Dunia Paralel: Chapter 161 - Chapter 170

Di sisi lain kota, di sebuah restoran mewah bernama Golden Dragon yang terkenal dengan hidangan autentik dan suasana elegan, Dr. Ricardo Santos sedang duduk sendirian di meja sudut. Wajahnya masih terlihat pucat dan kurus akibat tekanan psikologis yang dialaminya selama berminggu-minggu terakhir.Lingkaran hitam di bawah matanya semakin gelap, menunjukkan kurang tidur yang kronis karena terus dihantui bayangan Peter Davis. Tangannya yang gemetar memainkan ponsel dengan gelisah, mencari cara untuk membalas dendam.Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya dari belakang, membuat Ricardo langsung melompat kaget seperti kucing yang terkena air dingin. Jantungnya berdegup kencang sambil menoleh dengan mata yang waspada dan penuh ketakutan."Ricardo! Sudah lama tidak bertemu, kawan lama," sapa Profesor Robin Wu dengan senyum lebar sambil duduk di seberang Ricardo tanpa diundang. Pria berusia empat puluhan ini memiliki rambut yang mulai beruban di pelipis.Kacamata tebal bertengger di hidungnya ya

Ruang seminar Rumah Sakit Universitas Harapan Bangsa memancarkan kemegahan yang menyilaukan mata seperti istana raja. Langit-langit setinggi sepuluh meter dihiasi lampu kristal Swarovski seharga miliaran rupiah yang berkilauan seperti bintang-bintang jatuh ke bumi.Aroma parfum mewah bercampur dengan wangi bunga mawar impor yang tersebar dari vas-vas kristal Baccarat. Setiap sudut ruangan dipenuhi kemewahan yang menunjukkan kekuatan finansial keluarga Steel.Puluhan kursi kulit premium Italia berbaris rapi menghadap podium marmer Carrara putih bersih. Di atas kursi-kursi itu duduk para profesor bergaji puluhan juta per bulan, mengenakan jas putih berbordir emas yang menunjukkan status mereka sebagai dewa-dewa dunia medis.Peter Davis berdiri tegak di depan podium dengan kemeja putih sederhana seharga lima puluh ribu rupiah. Celana hitam buatan pasar yang dipakainya kontras mencolok dengan pakaian mewah para penguji yang masing-masing bernilai jutaan rupiah.Namun aura yang terpancar d

"Ada komplikasi serius!" teriak Profesor Indira sambil memeriksa monitor yang menunjukkan detak jantung tidak normal. "Pasien mengalami shock! Panggil tim emergency sekarang juga!""Jangan panik seperti dokter amatiran," kata Peter dengan suara tenang yang memotong kepanikan. "Ini reaksi normal ketika racun kemoterapi mulai dikeluarkan dari sistem tubuh.""Pak Sutrisno sedang mengalami pembersihan total yang tidak akan pernah bisa dicapai dengan teknologi mahal Anda."Tidak lama kemudian, Pak Sutrisno bangkit dan muntah darah hitam kental dalam jumlah yang mengerikan. Cairan pekat itu mengalir deras ke baskom dengan bau yang membuat beberapa dokter muda hampir pingsan."Astaga!" teriak seorang perawat sambil mundur ketakutan. "Pasien akan mati kehabisan darah! Ini pasti malpraktik!"Namun setelah proses muntah selesai, keajaiban yang tidak masuk akal terjadi. Wajah Pak Sutrisno berubah cerah dengan mata berbinar seperti pemuda yang baru pulih dari sakit."Tidak percaya," katanya sambi

Ruang seminar Universitas Harapan Bangsa yang megah tiba-tiba terdiam ketika suara sepatu hak tinggi mengetuk lantai marmer. Regina Xiao melangkah masuk dengan gaun merah darah, namun ada yang aneh dengan penampilannya yang berkilau-kilau.Peter yang terlatih sebagai kultivator tingkat "Pengumpulan Energi Alam" langsung menangkap detail yang luput dari mata biasa. Jam tangan di pergelangan Regina tertulis "Rolax" bukan "Rolex", dengan huruf yang sudah memudar.Kalung berliannya terlalu berkilau seperti kaca yang ditaburi glitter murahan. Gelang emasnya sudah mengelupas di beberapa bagian memperlihatkan logam dasar berwarna kehijauan.Bobby Malone berubah pucat pasi melihat kedatangan yang tidak terduga ini. Tubuhnya gemetar seperti daun kering di angin topan, keringat dingin mengucur dari pelipis hingga ke dagu yang dipenuhi jenggot kusam."Bobby Malone..." suara Regina meluncur dingin seperti angin dari kuburan. Matanya yang dilapisi eyeshadow tebal menatap Bobby dengan pandangan yan

"Bayangkan saja reputasi Anda, Professor Robin Wu," Peter tersenyum dingin sambil menunjuk perhiasan palsu yang berserakan."Seorang pria yang dengan bangga dan percaya diri memanggil artis bangkrut berperhiasan imitasi sebagai saksi utama!""Dalam ujian sertifikasi bergengsi tingkat nasional!"Peter tertawa pelan sambil menginjak cincin imitasi Regina hingga hancur berkeping-keping. "Reputasi akademis Anda akan menjadi bahan tertawaan dan cemoohan di setiap konferensi kedokteran internasional."Ancaman yang diucapkan dengan nada santai itu langsung membuat semua orang di ruangan merinding ketakutan. Mereka baru menyadari betapa bodoh dan piciknya mereka melupakan siapa sosok berpengaruh yang berdiri di balik Dokter Peter.Sandra Steel, pewaris tunggal keluarga paling berpengaruh dan terkaya di negara Rastal.Professor Gunawan Sutrisno yang tadinya bersikap sombong dan angkuh kini langsung berubah sikap seratus delapan puluh derajat total. Wajahnya yang tadinya penuh kesombongan kini