Semua Bab MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU : Bab 61 - Bab 70

Adrie refleks mundur tatkala melihat kemunculan Ashley. Ketakutan dalam dirinya kembali menjalar saat berdekatan dengan pria yang telah melecehkannya itu."Dad ...!" Teguran Hanley turut mengagetkan Adrie. Bola matanya membulat sempurna. Dia baru tersadar jika pria paruh baya di depan mereka adalah Kingsley Anderson, orang yang telah menekan keluarganya sekaligus menutup-nutupi segala kebusukan Ashley.'Jadi dia orangnya,' batin Adrie. Ini pertama kalinya dia bertatap muka dengan Kingsley, jadi mereka saling tidak mengenal satu sama lain.Tubuh Adrie menegang mendengar setiap obrolan ayah dan anak itu. Mereka bersebelahan, tapi Adrie tidak bisa fokus dengan percakapan Hanley dan Kingsley membuatnya linglung dan tak dapat memahami makna dari obrolan tersebut.Jika sedang berada di kantor, Kingsley sangat jarang bertemu dengan Hanley. Dia juga tidak terlalu paham siapa saja tangan kanan dan orang-orang terdekat dari putra kebanggaanny

Tawaran itu mendapat respon positif dari Hanley. "Tentu saja, silakan tentukan sekalian tempatnya, aku dan Adrie akan ikut saja.""Tapi aku tidak bisa." Tanpa diduga Adrie melakukan penolakan. "Maaf, Hanley, aku harus segera pulang malam ini.""Kenapa, Adrie?" sungut Tita, kemudian melirik jam dinding di ruangan itu. "Baru juga jam 8, masa sudah mau tidur?""Aku harus menemani Laila." Semenjak kejadian yang menimpa putrinya, Adrie berusaha untuk selalu ada di dekat sang anak. "Mungkin sekarang dia sudah menungguku."Karena baru beberapa hari menjadi sepasang kekasih lagi, Hanley tidak bisa terima dengan penolakan Adrie. Dengan cepat dia pun menekan nomor Paramitha di ponselnya. Dia melakukan panggilan video."Halo, Bibi, apa Laila sudah tidur?" Hanley bertanya setelah panggilannya terjawab.[Laila belum tidur, dia masih sibuk menggambar, katanya mau buat foto diri sendiri bermain dengan teman-temannya.] Mitha memperhatikan gambar random yang dibuat oleh Laila. "Tolong hadapkan kamera

"Apa-apaan ini, Mom?" Hanley terkejut bukan main. Ibunya terlalu blak-blakan. Di depan semua orang sang ibu mengatakannya secara gamblang tanpa mendiskusikannya terlebih dulu.Adrie juga kaget mendengar pernyataan Heba. Dadanya terasa sesak, tapi dia tidak punya daya untuk mendebat. Di mata Heba, posisinya hanya sebagai pekerja untuk Hanley, atas dasar apa dia protes pada ucapan wanita kaya raya itu?Pun dengan Tita dan Rauf. Keduanya terbengong dan sontak berhenti mengunyah makanan mereka. Bagaimana bisa? pikir keduanya."Mommy sudah terlalu lama menunggu kabar darimu," Heba hanya fokus pada Hanley. Dia tidak peduli dengan ekspresi ketiga orang lainnya. "Keluarga kita juga sudah sering mendesak, mau sampai kapan lagi menunggu keputusan darimu? Usiamu sudah semakin tua, dan kamu tahu sendiri semua ahli keluarga Anderson membangun keluarga dengan cara pernikahan bisnis!" Setelah menjelaskannya, Heba pun berdiri dan meraih tas mahalnya. "

Hanley merasa diperlakukan seperti boneka. Tidak ada yang meminta pendapatnya tentang pertunangan ini. Semua diatur begitu saja seperti yang dialami dua saudaranya yang lain. Tak kunjung bergerak, Mery mengambil inisiatif sendiri. Dengan menggunakan gaun mahal, dia berjalan anggun menuju Hanley. "Ayo, Hanley, ini adalah hari bahagia kita!" Mery mengajak sembari melebarkan senyum di wajahnya. Seketika tidak ada keraguan lagi dalam dirinya. Seluruh keluarga telah memberi dukungan penuh, untuk apa lagi takut tertolak? Sudah lama Mery mendambakan suasana ini. Dia selalu menahan diri, tapi kali ini dia tidak akan pernah menyerah. Dia bahkan tidak sudi bersaing dengan wanita seperti Adriella. Hanley harus menjadi miliknya. "Kamu begitu licik, Mery!" desis Hanley. Meski tidak terima, Hanley tetap saja menurut. Dia mengulurkan tangan untuk wanita itu. Secepat kilat, Mery menerima uluran ta

Ashley telah memperhatikan Adrie sejak awal. Dia melihat dengan jelas bagaimana interaksi Hanley dengan wanita yang ditaksirnya.Meskipun anggota keluarganya tidak mencurigai hubungan Hanley dan Adrie, namun Ashley dapat memastikan jika keduanya sedang menyembunyikan sesuatu, membungkusnya secara rapat dalam satu hubungan atasan dan bawahan.'Sainganku adalah kakak kandungku sendiri?'Ashley telah berpikir keras, hingga acara hampir selesai, dia menarik sebuah kesimpulan, 'Hanley mungkin saja sudah tahu tentang perbuatanku pada Adrie 4 tahun yang lalu, itu sebabnya dia sangat membenciku, bahkan dia sampai rela menjatuhkan aku hingga posisi yang paling rendah di perusahaan keluarga.'Tatkala melihat Adrie meninggalkan area tersebut, Ashley segera bangkit dari tempat duduknya. "Mau ke mana kamu, Ashley?" Secilia bertanya. Siang itu, dia dan suaminya satu meja dengan Ashley. "Toilet," Ashley menjawab tanpa menoleh pada kakak iparnya."Halo, Hanna ...!" Adrie baru saja menjawab panggila