Lahat ng Kabanata ng MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU : Kabanata 71 - Kabanata 80

"Apa yang terjadi dengan wajahmu itu?" Ketika berpapasan dengan Ashley, Hanley melihat bekas lima jari di bagian pipi kanan adik bungsunya itu. Tidak hanya itu, cara berjalan Ashley juga berbeda dari biasanya. Dia sedikit pincang, seakan-akan baru saja dihajar oleh sekumpulan preman.Ashley segera menutupi wajahnya yang memerah dengan telapak tangannya. Pertanyaan Hanley seperti sebuah ejekan baginya."Siapa yang melakukan itu?" tanya Hanley lagi penasaran. "Tidak usah sok peduli padaku, bukankah selama ini kamu lebih parah menyiksaku sampai aku harus menemui dokter?" balas Ashley dengan kesal.Sedikit tersindir, Hanley memilih diam. Apa yang dikatakan Ashley benar adanya. Akhir-akhir ini mereka sering berkelahi hingga adu fisik dan saling menyakiti satu sama lain.Saat itu juga, Ashley memutuskan untuk pulang. Dengan tanda merah di wajahnya, tidak mungkin dia kembali ke aula perjamuan. "Adrie benar-benar berbeda sek

Jika saja Sherley tidak menyukai Adriella, dia tidak mungkin memberi sinyal positif untuk wanita beranak satu itu."Aku akan membantu kalian, Adrie," ucap Sherley dengan bersungguh-sungguh. "Asal kamu tetap bertahan di sisi Hanley, aku akan menjadi garda terdepan untuk kalian berdua," janjinya.Adrie dan Sherley berjalan menuju parkir. Hari itu, kebetulan sekali Ashley sedang menyusul Sherley dan tidak sengaja melihat Adrie beriringan dengan kakak perempuannya. "Hai, Adrie," sapa Ashley terlebih dulu, lalu beralih pada Sherley. "Ternyata aku ketinggalan berita selama ini. Kamu bahkan sudah terlihat akrab dengan Adrie."Karena Sherley juga membenci kelakuan adiknya, dia membalas dengan acuh. "Bagus dong kalau ketinggalan berita, dan aku harap selamanya kamu akan seperti itu.""Jangan galak-galak dong Kakakku yang cantik!" Ashley menggoda. "Sudah terlalu lama kamu mengabaikan aku, apa belum bisa kamu berdamai dengan kesalahan yang pernah aku buat?""Jadi sekarang mau apa kamu?" Sherley

"Pantas saja tatapan wanita itu terlihat sinis padaku," Kingsley mengingat kembali pertemuan pertamanya dengan Adriella. "Ternyata dia sudah mengenalku dan mungkin saja dia akan merencanakan sesuatu pada keluarga kita," tebaknya."Aku juga pernah bertemu dengannya, Rauf bahkan berbohong padaku," balas Heba tak kalah kesalnya. "Wanita itu tidak ada sopan santunnya, dia hanya sekretaris dan bekerja untuk kita, tapi bisa-bisanya dia bersikap angkuh, pasti dia merencanakan sesuatu dengan cara mendekati Hanley.""Jadi wanita itu adalah bekas Ashley? Dan Hanley menjadikannya sebagai sekretaris, oh God , dunia ini begitu sempit, wanita itu berputar-putar di sekitar keluarga kita." Semula, Bentley terpesona dengan kecantikan Adrie, dan sempat berniat ingin mendekatkan diri, namun setelah mengetahui kebenarannya, dia sedikit jijik dengan wanita itu. Tiba-tiba Kingsley memberi peringatan. "Jangan ada yang membocorkan masalah ini, termasuk para Hanley, aku ingin lihat apa yang direncanakan wani

Adrie merasa iba dengan keadaan bibinya, jadi dia memberi penawaran. "Sebaiknya tinggalkan rumah ini, Bibi, aku rasa mereka tidak akan pernah menghargai orang yang tidak sederajat dengan mereka, jadi untuk apa bertahan di sini?""Jaga sedikit bicaramu, Adrie!" Mitha terlihat kesal. Dia masih ingin bertahan, tapi Adrie tidak hanya tidak mendukung, justru terlihat ingin mempersulitnya."Aku bicara untuk kebaikan Bibi," Adrie membantah. "Aku sudah muak melihat orang kaya yang sombong, jadi aku tidak ingin mereka juga memperlakukan Bibi dengan sesuka hati!"Kesal, Mitha segera melepaskan diri dari Adrie. "Sebaiknya kamu pulang sekarang, bawa Laila, kehadiranmu malam ini tidak akan membantu tapi justru membuat keadaan semakin kacau!" suruhnya.Perkataan sang bibi seperti hantaman keras bagi Adrie. Dia kecewa, pembelaannya justru menjadi serangan baginya. Bahkan kini Adrie terusir oleh wanita yang sudah dianggapnya seperti ibu."Baiklah, aku akan pergi!" Ketika Adrie meraih lengan Laila, Su

Saat Hanley dan Sam saling bicara terbuka di teras rumah, kebetulan juga Ashley telah bangun. Pria yang malas bangun pagi itu tiba-tiba turun ke bawah dan ingin menghirup udara segar.Tatkala netranya tertuju pada kebersamaan Hanley dan Sam, Ashley memicingkan mata, setelahnya mendekati kedua pria itu."Hei, sejak kapan kamu tertarik bicara dengan pengawal di rumah ini?" Teguran Ashley sama sekali tidak mempengaruhi Hanley. "Bukan urusanmu!" serunya dengan acuh.Pagi itu, Hanley sudah berpakaian rapi, jadi dia tinggal pergi setelah kedatangan Ashley."Dasar tidak sopan!" Ashley merasa kesal. Harga dirinya terinjak-injak. Di hadapan Sam yang merupakan seorang pengawal, dia diperlakukan tidak baik oleh Hanley.Sepeninggal Hanley, Ashley kemudian melirik ke arah Sam. Pria itu juga sudah beranjak dari tempat duduknya, bersiap meninggalkan tempat tersebut."Hei ... tunggu!" seru Ashley pada pria yang sudah memunggunginya. "S