Mendapatkan hal itu, Shinta melotot. "Seno! Apa yang kamu lakukan?!" pekik Shinta tertahan seraya buru-buru melepaskan diri dari dekapan suaminya. Melihat respon Shinta seperti itu, Seno mengernyitkan kening. "Apa yang aku lakukan?" Seno malah bertanya balik nyaris kepada dirinya sendiri. "Empat bulan kita telah berpisah, Shinta. Kita jarang sekali bertemu. Kalau pun bertemu, hanya sebentar-sebentar saja karena kamu beralasan takut ketahuan oleh Ayah dan Ibu. Tentu saja, hal itu membuatku rindu berat padamu." Oleh sebab itu, Seno yang dipancing sedikit saja, gairahnya akan langsung bergejolak. Tidak bisa menahan diri. Di saat ini, wajah Shinta memerah merona. Meski Seno adalah suaminya, keduanya yang sudah biasa melakukan hal itu. Namun, entah kenapa, Shinta masih saja gugup dan malu-malu. Shinta pun buru-buru mengondisikan diri untuk menutupi hal itu. Lalu, ia menatap Seno tajam. "Tapi ini di rumah sakit, Seno! Di ruang ICU pula!" wajahnya tampak tegas. "A-apa kamu sudah gila?
Terakhir Diperbarui : 2025-04-29 Baca selengkapnya