Share

Bab 16

Author: Ahong
last update Last Updated: 2025-04-29 10:21:28

Mendapatkan hal itu, Shinta melotot.

"Seno! Apa yang kamu lakukan?!" pekik Shinta tertahan seraya buru-buru melepaskan diri dari dekapan suaminya.

Melihat respon Shinta seperti itu, Seno mengernyitkan kening. "Apa yang aku lakukan?" Seno malah bertanya balik nyaris kepada dirinya sendiri. "Empat bulan kita telah berpisah, Shinta. Kita jarang sekali bertemu. Kalau pun bertemu, hanya sebentar-sebentar saja karena kamu beralasan takut ketahuan oleh Ayah dan Ibu. Tentu saja, hal itu membuatku rindu berat padamu."

Oleh sebab itu, Seno yang dipancing sedikit saja, gairahnya akan langsung bergejolak. Tidak bisa menahan diri.

Di saat ini, wajah Shinta memerah merona.

Meski Seno adalah suaminya, keduanya yang sudah biasa melakukan hal itu. Namun, entah kenapa, Shinta masih saja gugup dan malu-malu.

Shinta pun buru-buru mengondisikan diri untuk menutupi hal itu.

Lalu, ia menatap Seno tajam. "Tapi ini di rumah sakit, Seno! Di ruang ICU pula!" wajahnya tampak tegas. "A-apa kamu sudah gila?
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 54

    "Kami tidak mungkin terlalu dekat, apalagi sampai memiliki hubungan, Shin. Aku begitu mengormati Pak Zulfikar, juga istri dan anak-anaknya. Sebab Pak Zulfikar yang sudah mengenal kakek sejak lama, keluarganya jadi menganggapku sebagai sodara. Begitu pula sebaliknya." Jelas Seno. Ada senyum tipis di bibirnya. Pandangan Shinta menyipit penuh selidik sebelum kemudian berkata, "Benar kah?" ada nada tak langsung percaya dalam suaranya. Sebagai sesama wanita, Shinta bisa menangkap gelagat dan sorot mata Ratna yang terasa aneh tadi saat pertama kali dia bertemu dengan suaminya. Seperti rasa bahagia yang tak terkira. Kerinduan yang mendalam. Jika dilihat dari sikap Ratna kepada Seno tadi, menjadi bukti bahwa Seno sepertinya memang diperlakukan baik di rumahnya. Mungkin kah kebahagiaan dan kerinduan Ratna hanya ditunjukan kepada seseorang yang sudah dianggapnya sodara? Juga teman? Melihat raut muka juga respon Shinta seperti itu, Seno lanjut menjelaskan, "Lagi pula, Nona Ratna adalah seor

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 53

    Ratna menarik napas dalam-dalam, berusaha mengendalikan emosinya. Lalu, ia menatap Ronald kembali dengan ekspresi wajah datar. "Kalau itu kami pun tahu. Apalagi kami berasal dari keluarga berada dan nomor satu di kota yang dipimpin Ayah," ujar Ratna dengan nada sengau. Kesan angkuh ia tunjukan. Ratna sengaja berkata dan bersikap demikian, sebab ingin membungkam mulut kakaknya Shinta itu. Ia benar-benar tidak suka melihat bagaimana pria itu menghina Seno tadi! Namun, ia berhenti sejenak, seolah memberi kesempatan pada Ronald untuk mencerna kata-katanya. "Jadi, kuminta pada anda untuk tak perlu ikut campur dengan masalah keluarga kami. Kami yang lebih paham dengan apa yang akan kami lakukan terhadap kepala keluarga kami!" Perkataan Ratna yang menohok juga seakan tidak mengindahkan sarannya barusan terang saja membuat Ronald naik pitam. "Anda..., " Ronald menunjuk Ratna dengan jari gemetar dan wajah mengeras. "Kenapa bisa anda sebegitu percayanya dengan penipu ini, hah!?" Tersenyu

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 52

    Dengan pandangan memicing, Ratna berujar, "Siapa dari anggota keluarga kami yang telah meminjamkan uang kepada Seno, Nona?" Shinta terdiam sejenak sebelum kemudian menjawab, "Soal itu aku tidak tahu, Nona. Seno hanya mengatakan jika dia dapat pinjaman uang dari temannya yang dulu ia tinggal di rumah keluarganya ketika masih bersekolah." Shinta buru-buru menambahkan. "Tapi akan kutanyakan kepada Seno saat dia sudah pulang nanti." Jika Seno mengatakan dari temannya, itu berarti kakaknya! "Baik lah." Ratna akhirnya bicara, "Aku tidak tahu soal hal itu. Makanya, aku kaget dan bingung begitu mendengarnya." Shinta, dengan rahang mengeras berkata, "Kami janji, Nona. Kami akan kembalikan uang itu secepatnya setelah kondisi keuangan perusahaan keluarga kami membaik dan kembali sehat." Dua puluh menit lebih, akhirnya seseorang yang ditunggu-tunggu sampai juga. "Nona Ratna," ucap Seno terkejut begitu melihat wanita itu. "Maaf sudah menunggu lama. Ada acara mendadak di kantor tadi dan baru

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 51

    Mendengar hal tersebut, kening Seno berkerut. "Seorang wanita? Datang ke rumah hendak bertemu denganku?" ulang Seno hendak memastikan. Dia kemudian menambahkan. "Siapa, Shin?" "Namanya Ratna, Sen dan katanya, dia adalah anaknya walikota bernama Pak Zulfikar," jelas Shinta. "Keluarga yang dulu kamu tinggali ketika kamu bersekolah itu!" Sontak, Seno tertegun. Seketika teringat dengan wanita yang barusan disebut oleh istrinya, jika memang benar adalah anaknya Zulfikar, sang walikota. Lebih tepatnya, anak kedua. Ada perlu apa Nona Ratna tiba-tiba ingin bertemu denganku? Gumam Seno. Pasalnya, Seno sudah tidak pernah berkomunikasi dengannya lagi setelah ia menikah. Pun sudah tidak memiliki nomor ponselnya. Ia hanya memiliki nomor ponsel Marchel saja, kakaknya. Yang ia jadikan seseorang yang meminjamkan uang 10 miliar untuk menyuntikan dana ke perusahaan keluarga sang istri. Seno pun bertanya maksud dan tujuan wanita itu hendak bertemu dengan dirinya dan Shinta menjelaskan kalau Ratna

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 50

    Di saat ini, mulut Seno ternganga tak percaya setelah membaca selembar kertas di tangannya yang merupakan laporan hasil test DNA. Bagaimana tidak, hasil rapid DNA menyatakan bahwa Aliando Aryaprasaja adalah Ayah biologisnya! Demikian, ia benar-benar anak kandung juga pertama dari pasangan salah satu keluarga terkaya di negara ini, Aliando dan Nadine! Aliando, dengan kedua mata berkaca-kaca menepuk pundak Seno dan berkata, "Sekarang kamu percaya, Liam?" Mendengar hal tersebut, Seno seketika tersadar. Namun, ia tidak langsung menjawab. Lidahnya masih terasa kelu. Alhasil, ia hanya membalas dengan anggukan kepala pelan. Nadine, dengan terisak memeluk Seno. "Terima kasih ya Tuhan. Karena telah mempertemukan kami kembali dengan anak pertama kami yang hilang," "Mama dan papa tidak akan melepaskanmu lagi setelah ini, Liam. Kami tidak akan membiarkanmu berpisah dengan kami lagi. Kami akan terus menjagamu!" Sementara Andin juga buru-buru memeluk Seno dari belakang. "Aku senang

  • Kekuasaan dan Kemakmuran: Kembalinya sang Pewaris   Bab 49

    Mendadak, kemarahan dan kekecewaan yang beberapa saat lalu Seno rasakan terhadap keduanya langsung menguap. Seno, dengan pandangan menunduk ke bawah berujar, "M-maafkan saya T-tuan Besar Aliando. Saya tidak tahu kalau ternyata orang berpengaruh di negara ini seperti anda pernah menjalani kehidupan dari kasta, status bawah dan bernasib sama seperti saya–" "Panggil aku dengan sebutan Papa mulai sekarang, Liam! Jangan Tuan Besar Aliando!" pinta Aliando cepat menyela perkataan Seno. "Begitu juga padaku, Liam. Jangan panggil aku dengan sebutan Nyonya Besar lagi. Panggil aku dengan sebutan mama. Aku adalah mamamu!" ucap Nadine menambahi suaminya. Seno baru mendongak menatap kedua orang itu secara bergantian seraya mengangguk pelan dengan senyum kecut di bibirnya. Ia belum bisa memanggil keduanya dengan sebutan demikian sebab mereka belum melakukan test DNA. Di saat ini, Aliando merangkul pundak Seno dan berkata, "Papa paham mengapa kamu sempat marah, kecewa kepada kami tadi, Liam." S

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status