"Man, ayo kita pulang. Ibu harus berangkat pukul delapan," ujar bu Bira kepada sopirnya yang sedang menyesap rokoknya setelah menghabiskan sarapannya."Baik, bu," jawab Maman."Hati-hati ya, Man," pesan Bara."Baik, pak."Bara menyalami bu Bira kemudian memeluknya erat."Info Bara jika sudah berangkat ke bandara, bu," bisik Bara kepada ibunya.Entah mengapa, Bara sedikit tidak mempercayai Maman. Baginya semua orang tidak ada yang bisa dipercaya apalagi saat kondisi terancam, bisa saja Maman akan membuka rahasia ibunya kalau tahu ibunya tidak berangkat keluar negeri."Iya, nak," jawab bu Bira mengelus lembut rambut Bara.Mobil bu Bira perlahan meninggalkan rumah Bara, bu Aisah, Bara, Tama dan Rikel ikut mengantarkan hingga pintu pagar."Dadah, oma," ujar Tama dengan wajah bantalnya."Dadah Tama, nanti kapan-kapan oma kesini lagi ya," ujar bu Bira sambil menciumi pipi Tama dan Rikel bergantian.Bara menghembuskan nafas kasar, kemudian duduk di kursi teras dengan pandangan menerawang."I
Last Updated : 2025-05-29 Read more