All Chapters of Pembalasan Menantu Terkuat: Chapter 91 - Chapter 100

"Selamat pagi semuanya," sapa Bara saat menuju meja makan untuk sarapan, dimana semua orang sudah duduk pada kursi masing-masing.Bara sudah rapi dengan pakaian kerjanya, begitupun Tama dan Rikel sudah siap dengan seragam sekolah masing-masing."Yok, anak papa yang hebat pimpin doa makan," ujar Bara sambil mengelus kepala Tama."Baik pa."Dengan fasih Tama membacakan doa makan yang diamini semua yang hadir di meja makan.Setiap pagi bik Rasi dan Bik Sri bekerja sama membuat sarapan, dan tepat jam enam semua sudah tersaji di meja makan. Walaupun bik Sri tugas utamanya adalah pengasuh Tama, tapi dengan ringan tangan selalu membantu pekerjaan rumah lainnya apalagi Tama sudah semakin besar."Enak bangat naci uduk nya," puji Tama dengan mulut yang penuh nasi."Telan dulu makanannya sayang, baru ngomong," tegur bu Bira kepada Tama."Iya oma," jawab Tama menurut."Ibu, Ikel mau bawa naci dong cekolah," pinta Rikel kepada bi Aisah."Boleh nak, Tama mau bawa juga?" tanya bu Aisah."Gak nek, Ta

Wajah bu Bira lebih bahagia dari biasanya, perasaannya lebih plong saat publik sudah mengetahui keadaan yang sebenarnya, tanpa perlu ada yang ditutupi dan tanpa perlu bersembunyi. Hanya yang dikhawatirkan saat ini adalah dendam Prasetyo kepada Bara, anaknya.Setelah viralnya kasus Prasetyo vs Bira Zaulhimar banyak pihak yang siap membantu mencari paman yang belum diketahui rimbanya.Hingga pada suatu hari, orang-orang suruhan Bara menemukan seorang kakek dengan profesi sebagai petani di sebuah desa pelosok. Kakek Royi namanya memiliki dua orang anak lelaki yang juga berprofesi sebagai petani."Bagaimana kondisinya?" tanya Bara saat orang-orang suruhannya mengabarkan menemukan kakek Royi."Masih kuat, namun sudah tua," jawab Ferdi orang yang Bara percaya dalam mencari kakek Royi."Bawalah kemari beserta kedua anaknya," perintah Bara."Baik, pak."Kakek Royi begitu senang saat dikatakan akan menjumpai ayahnya, karena semasa hidupnya tidak pernah mengenal seorang ayah, hanya ibunya lah y

Karena kesal akhirnya Hardi memanggil pihak keamanan untuk mengamankan Prasetyo."Mau apa dia kemari?" tanya Bara curiga dan memandang Hardi penuh selidik."Ooho... Santai bro, jangan curiga gitu," jawab Hardi sambil terkekeh."Iya soalnya ngapain dia kesini, kuasa hukum dia kan bukan bapak," ujar Bara mengutarakan pendapatnya."Saya gak tahu, pagi-pagi dia kesini asisten saya bilang dia mau ketemu saya. Belum sempat saya temui kalian sudah datang," jawab Hardi."Yaudah lanjutkan," ujar Bara duduk santai hanya jadi pendengar karena memang merasa tidak memiliki hak ikut campur disana.Setelah tiga jam berkonsultasi akhirnya, semua kepengurusan hingga selesai surat menyurat diserahkan kepada Hardi dan timnya."Fer, lo temenin kakek Royi serta mama gua mau cari rumah," ujar Bara di telepon."Siap pak.""Gua tunggu di kantor Hardi," ujar Bara kemudian memberi petunjuk."Siap bos," jawab Hardi."Sekalian lo cariin sopir yang jujur bawa kesini," tambah Bara."Dua orang!" lanjutnya lagi."Y

"Lo yakin data yang lo dapat ini akurat?" tanya Bara kepada Frans masih tak percaya dengan apa yang dia dengar."Yakin banget," jawab Frans percaya diri."Siapa narasumber lo?" tanya Bara."Ada tiga, tetangga kiri kanan dan pengasuh anaknya," jawab Frans."Gila. Pengasuh anaknya mau cerita?" tanya Bara."Pengasuhnya gak cerita full, cuma bilang Grita diceraikan saat anaknya umur dua bulan. Penyebabnya dia gak cerita," jawab Frans."Ohh.. Sempat tanya ke selain tiga orang tadi?" tanya Bara."Iya warung yang terletak di persimpangan tak jauh dari rumahnya. Tapi dia gak mau cerita full cuma bilang kalau Grita itu janda yang sudah sekitar setahun menjanda," jawab Frans."Oke calon dibatalkan," ujar Bara meneguk air mineralnya."Tapi cerita ini bukan karangan lo kan agar bisa deketin dia?" tanya Bara."Ya ampun pak, segitu nethink nya sama gua," jawab Frans."Gak lah, thanks ya lo udah nyari info sampai sedetail ini buat gua," ujar Bara."Iya pak, karena gua maunya pak Bara mendapatkan jod

Tama dan Rikel benar-benar bahagia menikmati makanan ayam goreng krispi yang disajikan. Bahkan mulut keduanya berlepotan saus tomat karena makan tanpa disuapin.Bara hanya menikmati segelas soda sambil memperhatikan kedua anaknya makan."Rikel banyak banget beli boneka?" tanya Bara penasaran."Iya untuk teman Ikel dikamar pa, dan yang paling besar mau Ikel kasih kak Nia, pa, " jawab Rikel."Kenapa dikasih pada kak Nia?" tanya Bara penasaran."Karena kak Nia sering nangis pa, kak Nia gak ada temannya," jawab Rikel jujur.Bara terkejut mendengar penjelasan Rikel kalau Nia masih sering menangis, bahkan setelah bertahun-tahun ditinggalkan Zahid. Bara baru sadar bahwa sudah lama banget dia tidak ke panti asuhan, selama ini semua keperluan panti dia titipkan kepada bu Aisah yang datang ke panti setiap dua minggu sekali.Bu Aisah yang didampingi Jojo atau Rigo setiap dua minggu datang ke panti membawa biaya dan segala keperluan panti asuhan.Bara sudah hampir enam bulan tidak pernah ke panti