Suasana rumah masih terasa panas setelah perdebatan di meja makan tadi. Nadira di dapur sibuk mencuci piring, sementara di ruang tengah Bu Marni duduk dengan wajah kusut, Dina dan Rara di sampingnya masih mengeluh soal uang kuliah.Tiba-tiba, suara ketukan pintu terdengar.Tok… tok… tok…“Assalamualaikum…!” suara nyaring seorang wanita terdengar jelas dari luar.Bu Marni bangkit, melangkah ke pintu lalu berseru, “Waalaikumsalam… eh, Bu Dewi! Masuk, Bu, masuk!”Dari balik pintu, muncul sosok perempuan paruh baya dengan dandanan mencolok, lipstik merah terang, bedak tebal, dan pergelangan tangan penuh gelang emas yang berkilau.Senyumnya lebar, tapi matanya menyapu ruangan seperti sedang mencari sesuatu.“Waduh, lagi sibuk ya, Bu Marni? Saya sebentar aja. Ini… saya mau ingetin soal perhiasan yang Ibu ambil bulan lalu. Ingat kan, gelang sama kalung itu? Sisa pembayarannya masih lima juta, Bu. Jatuh tempo-nya kemarin,” kata Bu Dewi dengan nada ramah tapi jelas terselip ketegasan.Wajah Bu
Last Updated : 2025-08-26 Read more