Share

Empat Puluh Empat

Author: Aura_Aziiz16
last update Last Updated: 2025-08-26 06:24:54

Nadira memejamkan mata, mencoba meredam sakit di hatinya. Nafasnya sudah mulai teratur, tapi hatinya masih berdegup kencang. Suara tawa Laila dan Niken dari ruang tengah masih terdengar jelas, bercampur dengan ocehan Bu Marni yang tentu saja ditujukan untuk dirinya.

Ia menatap langit-langit dapur yang kusam. Rasanya seperti menatap nasibnya sendiri yang pengap, sempit, dan tak punya jalan keluar.

Perlahan, ia meraih ponsel yang ia sembunyikan di saku celemek. Layarnya sudah retak di ujung, tapi benda inilah yang menjadi satu-satunya pintu menuju dunia di luar rumah ini. Pintu menuju kesuksesan yang ia cita-citakan.

Dengan hati-hati, ia membuka aplikasi afiliasi e-commerce yang sudah tiga bulan terakhir ia tekuni diam-diam. Angkanya semakin bertambah banyak. Rp 2.150.000.

Matanya langsung basah—bukan karena nominal itu begitu besar baginya, tapi karena itu adalah bukti bahwa ia masih punya harapan untuk bisa membuktikan pada suami dan mertuanya kalau dia juga bisa sukses tanpa harus me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Lima Puluh

    "Bu, ini aku bawain beras, gula sama minyak makan. Kebetulan aku baru dapat TPP, jadi sekalian aku beliin buat Ibu,” ucap Mbak Laila, menantu dari anak kedua Ibu yang baru saja tiba sambil menenteng dua buah kantong besar berisi sembako ke ruang tengah.Melihat itu, Ibu mertua langsung tersenyum lebar.“Wah, repot-repot kamu, Laila. Tapi makasih banget ya. Kamu memang menantu Ibu yang paling jempolan. Nggak pernah lupa sama mertua kalau dapat rezeki.""Sudah cantik, PNS, perhatian banget lagi sama mertua. Benar-benar beruntung Doni dapat istri seperti kamu. Nggak semua orang lho diberi anugerah punya istri sempurna kayak kamu, contohnya si Farid," ucap Bu Marni sambil lagi-lagi melirik sinis ke arah Nadira yang tengah menyapu ruang tengah.Mendengar sindiran itu, lagi-lagi Nadira pun hanya diam, tapi di dalam hatinya, wanita itu yakin tak lama lagi kebanggaan itu pasti akan segera berubah menjadi penyesalan...“Ah, Ibu, ini nggak seberapa. Nanti kalau Laila dapat rezeki lagi, pasti La

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Empat Puluh Sembilan

    Sore harinya, suara mobil berhenti tepat di depan rumah Bu Marni. Nadira yang tengah menjemur pakaian di halaman rumah, menoleh sekilas. Dari kejauhan, ia melihat Niken, kakak iparnya, turun dari mobil sambil membawa kantong plastik hitam.“Assalamualaikum, Bu!” sapa Niken ceria.“Waalaikumsalam! Nah, ini dia yang Ibu tunggu-tunggu,” sambut Bu Marni sambil tergopoh keluar, wajahnya langsung berbinar.Niken menyerahkan kantong di tangannya dengan senyum ramah.“Ini, Bu… uang yang Ibu pinjam, totalnya dua belas juta. Sama KTP Ibu, sekalian Niken balikin.”Bu Marni menerima kantong itu dengan wajah berbinar ceria dan lega.“Alhamdulillah… kamu memang menantu idaman, Nik. Ibu jadi nggak pusing lagi mikirin kuliahnya Dina sama Rara, juga utang ke Bu Dewi.”Bu Marni kemudian menatap Niken lalu menambahkan, “Tapi bayarnya bulan depan ya. Tunggu Farid gajian dulu.”Niken tertawa kecil. “Aduh, Bu… nggak usah dipikirin sekarang. Kapan ada uang, bayar. Yang penting urusan kuliah adik-adik lancar

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Empat Puluh Delapan

    "Kamu mau pinjam KTP Ibu? Tapi buat apa, Nik?" tanya Bu Marni tak mengerti.Niken tersenyum tipis, berusaha menjawab dengan tenang.“Buat urusan administrasi aja, Bu. Sebentar aja kok. Nanti sore juga udah Niken balikin."Mendengar jawaban tenang dari menantu kesayangannya itu, Bu Marni pun akhirnya yakin dan mengambil KTP dari dalam tasnya lalu memberikannya pada menantunya itu.Sebelum Niken pergi, Bu Marni menggamit bahu Niken lalu mengajaknya bicara agak jauh dari tempat itu."Niken, Ibu butuh uang buat bayar uang kuliah adik-adik kamu dan untuk bayar hutang ke Bu Dewi. Jumlahnya dua belas juta rupiah. Apa kamu bisa minjamin Ibu uang. Tolong Niken. Kamu menantu yang paling bisa Ibu andalkan. Gajimu besar. Pasti kamu punya tabungan kan? Pinjamin dulu Ibu uang ya. Bulan depan kalau Farid gajian, pasti Ibu bayar," ucap Bu Marni dengan suara pelan, takut terdengar oleh Nadira.Menantu yang selalu dicap-nya miskin. Tapi siapa sangka hari ini malah dia yang kelihatan miskin karena tiba-

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Empat Puluh Tujuh

    Suasana rumah masih terasa panas setelah perdebatan di meja makan tadi. Nadira di dapur sibuk mencuci piring, sementara di ruang tengah Bu Marni duduk dengan wajah kusut, Dina dan Rara di sampingnya masih mengeluh soal uang kuliah.Tiba-tiba, suara ketukan pintu terdengar.Tok… tok… tok…“Assalamualaikum…!” suara nyaring seorang wanita terdengar jelas dari luar.Bu Marni bangkit, melangkah ke pintu lalu berseru, “Waalaikumsalam… eh, Bu Dewi! Masuk, Bu, masuk!”Dari balik pintu, muncul sosok perempuan paruh baya dengan dandanan mencolok, lipstik merah terang, bedak tebal, dan pergelangan tangan penuh gelang emas yang berkilau.Senyumnya lebar, tapi matanya menyapu ruangan seperti sedang mencari sesuatu.“Waduh, lagi sibuk ya, Bu Marni? Saya sebentar aja. Ini… saya mau ingetin soal perhiasan yang Ibu ambil bulan lalu. Ingat kan, gelang sama kalung itu? Sisa pembayarannya masih lima juta, Bu. Jatuh tempo-nya kemarin,” kata Bu Dewi dengan nada ramah tapi jelas terselip ketegasan.Wajah Bu

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Empat Puluh Enam

    Nadira menyalakan kompor, menuang minyak ke wajan, lalu memecahkan beberapa butir telur di atasnya. Tangannya bergerak cepat meski pikirannya masih dipenuhi hinaan Bu Marni, Dina, dan Rara tadi.Dia bertekad, suatu saat nanti, akan membalas semua hinaan itu dengan kesuksesannya menjadi seorang affiliator e-commerce. Pekerjaan tanpa modal yang sekarang ia geluti.Bau bawang goreng mulai memenuhi udara saat tiba-tiba ....Drrt… Drrt ....Getaran HP di saku bajunya membuatnya kaget. Nadira buru-buru mengecilkan api kompor, lalu melangkah ke sudut dapur yang agak tersembunyi di balik lemari piring.Ia mengeluarkan ponselnya, menatap layar dan menemukan notifikasi dari bank tempat dia mendaftarkan rekening. Ia bisa membaca dengan jelas di sana:Dana masuk: Rp2.150.000,-Jantungnya berdebar kencang. Jemarinya gemetar oleh seribu perasaan yang merasuki hatinya saat ini. Gembira, bangga, lega dan seribu perasaan lain yang campur aduk menjadi satu.Bagi orang lain nominal sebanyak itu mungkin

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Empat Puluh Lima

    Tok! Tok! Tok!“Nadira! Bangun! Cepat keluar! Dasar menantu pemalas! Sudah pagi masih juga ngorok!" suara Bu Marni terdengar membentak dari luar pintu.Nadira terbangun kaget dari tidurnya. Kelopak matanya terasa berat dan kepalanya pusing seperti habis dipukul palu godam, tapi ia tetap berusaha bangkit. Semalam ia baru tidur menjelang dini hari setelah menyelesaikan semua chat pembeli. Dan sekarang dia merasa tubuhnya lemas seolah tak bertulang.Ia melirik jam dinding, ternyata masih pukul lima pagi.“Bu … sebentar, ya. Nadira shalat dulu,” jawabnya lemah sambil bangkit dari tempat tidur. Ia belum melaksanakan solat Subuh dan merasa bersyukur juga dibangunkan jam segini karena betapa pun lemah raganya, kewajiban menunaikan ibadah pada sang Pencipta tetaplah tak boleh ditinggal.Tapi tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dengan kasar dan Bu Marni berdiri di ambang pintu dengan tatapan yang seolah mau menelannya hidup-hidup.“Sebentar? Dasar perempuan malas! Jam segini masih tidur! Kamu ngga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status