Hujan turun tipis malam itu, menambah suram suasana rumah lama Rania yang sudah lama tak ia tempati. Bangunan sederhana berwarna putih dengan pagar kayu itu terasa dingin, meski biasanya begitu hangat ketika ia masih tinggal bersama Reyhan dan Ayah mereka dulu. Reyhan dan Nisa duduk di ruang tamu, berusaha menemani Rania yang tampak lebih rapuh dari biasanya.Rania masuk ke kamar lamanya, kamar yang dindingnya masih penuh dengan stiker bunga-bunga kecil yang ia tempel saat SMA. Tempat tidur itu, lemari kayu tua, bahkan tirai biru pudar, semuanya menyimpan kenangan lama. Ia menutup pintu pelan, bersandar, lalu menekup wajah dengan kedua tangannya. Isak kecil lolos dari bibirnya.Selama ini, ia pikir ia sudah kuat. Ia pikir pernikahannya dengan Bara, meski awalnya kontrak, sudah berubah menjadi sesuatu yang nyata. Ia percaya dengan ketulusan lelaki itu, percaya dengan setiap tatapan, genggaman, dan pelukan yang diberikan. Tapi kini semua runtuh.Rania meraih test kehamilan yang ia simpa
Last Updated : 2025-09-17 Read more