Suara ketukan halus pada pintu apartemen terdengar beberapa menit setelah Bara selesai menyiapkan teh hangat. Dokter keluarga yang ia panggil datang dengan koper kecil di tangan dan wajah serius. Bara langsung mempersilakan masuk, menunjukkan kamar Rania yang kini tengah berbaring pucat di tempat tidur.Dokter segera memeriksa tekanan darah Rania, denyut nadinya, dan mengajukan beberapa pertanyaan ringan. Bara berdiri di sisi tempat tidur, diam dengan kedua tangan dimasukkan ke saku celana, tapi tatapannya penuh khawatir. Jas yang tadi ia pakai ia lepas dan lempar sembarangan si sofa. Penampilan Bara yang tadinya rapi sudah berantakan, karena terlalu panik tadi.“Dia terlalu lelah,” ujar dokter akhirnya. “Stres mental dan kelelahan fisik. Kalau tidak segera beristirahat, tubuhnya bisa kolaps.”Bara mengepalkan tangan di sisi tubuhnya. “Apa dia perlu dirawat di rumah sakit?”“Belum. Untuk sekarang, cukup beristirahat total, makan teratur, dan tenang. Tapi kalau dalam dua hari ke depan
Last Updated : 2025-06-18 Read more