Lahat ng Kabanata ng Diam-diam Menikahi Bos Besar: Kabanata 51 - Kabanata 60

Emily langsung memeluk Felix begitu erat."Terima kasih sudah mau peduli denganku.""Karena kamu istriku." Felix membalas pelukan Emily dan mencium beberapa kali pucuk kepalanya.Emily memeluk Felix cukup lama. Menikmati hangatnya pelukan pria itu. Sampai merasakan hatinya sedikit membaik."Cukup. Aku turun ya. Hati-hati." Emily melepaskan pelukannya dan keluar dari mobil. Setelah Emily melambaikan tangannya, Ken kembali menjalankan mobilnya dan memutar haluan."Apa Anda menangkap sesuatu yang sudah terjadi pada Nona?" Ken bertanya."Kurasa begitu. Tidak biasanya Emily seperti itu."Felix sudah bisa menebak jika Emily ada masalah. Emily pasti sudah bertemu dengan Kelvin. Atau jangan-jangan Kelvin mengganggunya? Felix mulai sedikit khawatir."Hal yang cukup bagus. Sepertinya, Nona Emily mulai nyaman dengan Anda," tiba-tiba Ken berkata demikian.Felix hanya mengangguk saja. Tetapi dalam hati, dia merasa sangat bahagia. Beberapa kali dia mencium kemejanya, menikmati aroma Emily yang tert

Hati Alika mulai tenang. Dalam pikirannya, tidak mengapa Kelvin mengundur hari pernikahan mereka. Makan malam ini akan ia gunakan dengan sebaik-baiknya untuk mengambil hati Tuan Besar Widjaja.Meskipun Nyonya tua tidak menyukainya jika Tuan tua Widjaja bisa menyukainya, maka urusan akan menjadi lebih mudah baginya. Dan lagi, dia sudah diberitahu oleh Kelvin kalau Nyonya Tua sedang dikirim ke luar negeri untuk pengobatan.Setelah berhasil mendapatkan hati Tua Tua, setidaknya dia bisa menggunakan Tuan Tua untuk membujuk Kelvin agar mau segera menikahinya.Sementara itu di Grup Lewis.Ken sedang berbicara serius dengan Felix."Aku sudah mendapatkan informasi tentang Hotel itu, Tuan."Felix mendongak dan mendengarkannya dengan hati berdebar."Ternyata kejadian itu di Hotel Buana!""Hotel Buana?" Felix berkedip .Dia merasa seperti tidak asing dengan nama Hotel itu. Ketika ia mengingat-ingat, tiba-tiba ada sebuah bayangan suram yang melintasi pikirannya."Apa yang terjadi? Kenapa pikirink

Tuan Tua Widjaja menoleh dengan cepat ke arah Felix.“Kamu…” Dia menunjuk Felix dengan marah.Jantung Emily berdebar. Dia benar-benar merasa khawatir. Dan terdengar Felix berkata pada kakeknya, "Kakek, aku bisa memberimu penjelasan.”Beberapa detik setelah Felix memberi penjelasan, kakeknya terlihat mengangguk mengerti.“Baiklah, kalau begitu ayo duduk." Tuan Tua Widjaja kembali duduk.Felix menarik dua kursi dan menyuruh Emily untuk duduk.Sebelum duduk, Emily menyambut tanganTuan Tua dan menciumnya dengan hormat."Tuan Tua, maafkan atas kejadian itu."Kakek Widjaja terlihat tersenyum. "Tidak perlu merasa bersalah. Felix sudah menjelaskannya. Duduklah.”Emily pun mengangguk dan duduk di sebelah Felix."Cucuku ini. Bisa-bisanya menyembunyikan istrinya. Benar-benar nakal. Tapi neneknya sangat peka dan tidak bisa di bohongi.”Mereka tidak dapat menahan tawa.“Sekarang aku sudah menikah. Jadi Kakek dan nenek tidak perlu khawatir lagi.” Kata Felix."Hem.. Jadi kamu menikah karena tuntut

Felix mengangkat wajah Emily. Perlahan, dia mengusap air matanya lalu mencari pakaian ganti untuk Emily.Saat ini dia tidak tahu harus mengatakan apa. Jadi dia hanya menaruh pakaian itu di dekat Emily kemudian pergi keluar kamar.Emily berusaha menenangkan dirinya kemudian meraih pakaian itu.Hingga menjelang malam, Felix tidak kembali ke kamar itu. Emily juga tidak keluar dari kamar.Bibi pelayan datang untuk mengantar makanan, tetapi Emily menolak. Akhirnya Bibi pelayan hanya meletakkan makanan diatas meja kemudian keluar."Apa dia mau makan?" Di ruangan tengah Felix bertanya kepada bibi."Nona Emily menolak makan malam. Tapi saya meninggalkan makan malam di atas meja."Felix hanya mendengus kemudian kembali duduk. Dia mengacak rambutnya. Ada penyesalan di dalam hatinya."Kenapa aku tidak bisa sedikit lembut padanya?"Tiba-tiba ponsel Felix berbunyi, setelah memeriksa nama sang pemanggil Felix mengangkat panggilan."Tuan Felix.""Ada apa Ken?""Apa anda sudah mengetahui tentang kond

"Lain kali, beritahu aku apapun masalahmu. Walau bagaimanapun juga, ada aku sekarang. Kamu tidak sendirian lagi. Percayalah, seperti apapun kesibukanku, aku akan tetap menomorsatukan istriku."Emily benar-benar terharu mendengarnya. Sekarang dia baru menyadari jika mendapatkan suami yang begitu peduli dengannya. Bahkan Emily melupakan kejadian semalam.Senyuman dan dekapan Felix sangat menenangkan hatinya.Setelah pemindahan. Suster memanggil Emily dan menyampaikan jika pasien telah telah sadar.Emily begitu senang mendengarnya."Ayo masuklah dahulu. Aku akan menghubungi Ken sebentar."Emily mengangguk. "Kamu nanti masuk juga ya?""Tentu." Felix sengaja membiarkan Emily untuk masuk menemui Nyonya Mira terlebih dahulu. Sementara dia menghubungi Ken. Meminta Ken untuk menjemputnya kembali.Emily melangkah masuk."Ibu sudah sadar?"Mendengar suara seseorang, Nyonya Mira menoleh dengan perlahan.Secara perlahan pandangannya menemukan seorang gadis berdiri di depannya. Telah mengetahui jik