Semua Bab Nyonya Ketiga Keluarga Moonstone: Bab 51 - Bab 60

“Ayo kubantu,” ucap George sembari mengulurkan tangannya pada Ashley yang hendak keluar mobil. Ashley menggeleng cepat. Ia hanya berpegangan pada sisi mobil dan keluar dengan perlahan. Setelah itu, ia mempesilahkan kedua lelaki itu masuk kedalam Mansion milik Suaminya itu. “Sayang, kau sudah sampai,” sambut Glen saat melihat Ashley mulai memasuki Mansion. Pria itu kemudian langsung mengecup bibir dan pucuk kepala Istrinya sesuai kebiasaannya setiap hari. “Ck. Kau kalah,” bisik Zike. “Diamlah,” kesal George dengan nada dingin. Zike kemudian menyapa dan mulai menyalami Glen. “Senang bertemu denganmu,” ucap Zike. “Ya. Semoga kau betah disini,” balas Glen dengan wajah dingin. Ashley pun memanggil pelayan dan meminta pelayan untuk mengantar Zike dan Julian kekamarnya. “Untuk apa kau kemari?” tanya Glen pada George dengan tatapan tak senang. “Aku hanya takut Pria itu punya rencana buruk pada Istrimu. Makanya aku mengikutinya kesini,” ucap George. “Terimakasih. Tapi kelak k

“Kylie Fernandez Tuan. Saya sudah menemukan bukti bahwa ia membayar pembunuh untuk menghabisi nyawa Nona.” “Dimana Ashley sekarang?” “Di Rumah Sakit La Guardian, Tuan,” ucap Louis. “Glen?” “Tuan Glen awalnya hendak pergi keluar kota. Tapi karena insiden Nona hari ini, dia langsung putar balik dan menuju kerumah sakit,” ucap Louis. “Kita kesana sekarang.” ~~ Senja mulai tiba. Matahari mulai tenggelam di arah barat. Sinarnya tak lagi menerangi bumi yang dipenuhi banyak makhluk hidup. Saat itu, seorang Pria tengah terkulai lemas di kursi depan ruang operasi. Ia masih terus berdoa agar Tuhan dapat menyelamatkan nyawa Istrinya dan membiarkannya hidup lebih lama. “Tuan, kau belum makan apapun sejak siang,” ucap Henry. “Aku tidak selera,” lirih Glen. Pria yang terkenal sangat dingin, kuat, dan tegar, kini ia malah terlihat seperti orang ling-lung yang tak memiliki semangat hidup. Ini kedua kalinya ia merasakan seperti ini. “Bagaimana keadaan Ashley?” sahut seorang Pria

“Nyalimu sungguh besar ya wanita tua,” celetuk Glen sembari berjongkok tepat dihadapan Kylie. “Jangan kira aku tidak tahu bahwa kau yang mencelakai Istriku,” lanjut Glen. Sementara itu, Zike yang melihat kejadian itu hanya bisa menangis histeris karena melihat Sang Ibu yang sudah berlumuran darah. Glen kemudian kembali berdiri dan mulai mengokang pistolnya tepat kearah kepala Kylie. Tapi, Zike semakin histeris. George kemudian memerintahkan anak buahnya untuk membuka solasi yang menutupi mulut Zike. “JANGAN SAKITI DIA! KUMOHON! SAKITI SAJA AKU!” seru Zike. Glen pun menoleh. Ia kemudian menembak kaki kylie di sisi kiri. Zike kembali menjerit. Kylie pun semakin lemas. Wanita itu hampir kehabisan darah. “Aku mohon Glen aku tidak akan menyakiti Ashley! Tolong, hukum saja aku!” seru Zike. Glen kemudian beranjak dan berjalan menuju Zike. “Apa kau tahu apa yang Ibumu lakukan? DIA MEMBUNUH ANAKKU! DAN SEKARANG ISTRIKU SEDANG KOMA DIRUMAH SAKIT!” geram Glen. “Dan kau mau aku me

Pagi itu, Ashley sudah diperbolehkan pulang setelah hampir 2 minggu menginap dirumah sakit. Tapi dengan syarat, ia harus kontrol rutin setiap bulannya karena harus memastikan luka yang dijahit tertutup dengan sempurna. “Apa kau kuat untuk berjalan?” tanya Glen. Ashley menggeleng. “Henry, siapkan kursi roda untuknya,” ucap Glen. “Baik, Tuan.” Beberapa saat kemudian, Henry mendorong kursi roda masuk. Ashley pun mulai berpindah dari ranjang ke kursi roda dibantu oleh Suaminya. “Apa dibawah masih ramai?” tanya Ashley. “Masih Nona. Tapi Nona tenang saja, aku sudah meminta pihak rumah sakit untuk mengamankan situasi,” jelas Alfredo. Mereka kemudian mulai berjalan turun menuju lobi. Setelah keluar dari lift, para wartawan langsung heboh begitu melihat Ashley yang tengah duduk dikursi roda dan didorong oleh Asistennya. “Ramai sekali,” gumam Ashley saat melihat para Wartawan memenuhi rumah sakit sambil berteriak dan berdesakan menunggu kabar Ashley. Mereka kemudian mulai berjalan mele

“Jawab aku George. Apa yang telah kalian lakukan pada Zike hingga ia menyerah begitu saja?”“Kenapa kau bertanya padaku. Tanya saja pada Suamimu,” celetuk George.“Aku sudah bertanya padanya! Tapi aku tidak percaya dengan jawabannya!” kesal Ashley.“Hei, kenapa tempramenmu semakin buruk? Apa Glen tidak memperlakukanmu dengan baik?” “Kau ini mengalihkan pembicaraan saja,” ketus Ashley.George menghela nafasnya kasar. “Kau ingin aku menjawab apa? Kami tidak melakukan apapun terhadap Zike. Mungkin dia pasrah karena takut kami akan melukai Ibunya lagi,” ucap George.“Kemarin, suamimu itu hampir membunuh Kylie,” bisik George.Mata Ashley membulat. “Apa Zike tau?”“Tentu saja tau. Kami menyekap Zike agar Ibunya datang,” ucap George.“Jadi kalian menyiksa Kylie didepan Zike?” tanya Ashley.George mengangguk. “Kalian ini gila ya?” celetuk Ashley.“Heh, kami gila karenamu. Kami hanya ingin melindungimu asal kau tahu,” jelas George.Ashley terdiam. Omongan George ada benarnya. Tidak mungkin S