Tiba-tiba, suara gerakan kasar memecah ketegangan yang nyaris tak tertahankan antara Indah dan Wirya.“Demi langit, pagi yang dingin sekali,” gerutu Kuncoro dengan suara serak, duduk dari tempat tidurnya dan mengusap-usap matanya yang masih berat. Dia meregangkan badan, tulang-tulangnya berderak.Ambarani juga sudah bangun, duduk tegak dengan mata waspada seperti biasa. Dia langsung menyapu pandangannya ke sekeliling perkemahan, memastikan tidak ada ancaman, sebelum akhirnya matanya tertuju pada Indah dan Wirya.Dia melihat posisi Wirya yang setengah duduk dengan canggung, tangan dengan jelas menutupi pangkuannya. Dia melihat wajah Indah yang merah padam dan pandangannya yang menghindari kontak. Sebuah alis Ambarani terangkat, memahami bahwa dia telah mengganggu sesuatu.“Sudah pagi,” ucap Ambarani, suaranya sengaja dibuat datar dan normal, memberi mereka kesempatan untuk menata diri. “Kita harus segera berangkat. Masih jauh perjalanan kita.”Wirya cepat-cepat berdiri, berbalik membel
최신 업데이트 : 2025-08-27 더 보기