Ruby menatap jemari Nio yang menggenggam tangannya, hangat, kokoh, namun terasa seperti jarak yang perlahan kembali terbentang di antara mereka. Ia tahu, bukan maksud Nio untuk menjauh. Pria itu hanya ingin melindungi, seperti biasa dan dalam caranya yang khas, ia lebih memilih memikul beban sendirian daripada melibatkan orang lain, bahkan istrinya sendiri."Aku cuma butuh waktu sebentar," kata Nio, menatap lembut ke arah Ruby. "Aku janji setelah ini kita akan bicara lebih tenang di rumah. Tidak ada rahasia, tidak ada lagi kecemasan."Ruby berusaha menyembunyikan rasa kecewa yang muncul secara tak sadar. Ia sudah terbiasa berdiri di sisinya, berbagi tekanan, menyusun strategi bersama. Tapi hari ini, lagi-lagi, Nio memilih berjalan sendiri.“Baiklah,” jawab Ruby akhirnya dengan suara serak pelan. Ia menarik tangannya perlahan dari genggaman Nio. “Kalau begitu, hati-hati di jalan.”Nio tersenyum tipis. Ia menyentuh pipi Ruby dengan lembut dan berkat
Last Updated : 2025-06-29 Read more