“Ya,” jawab Ruby, suaranya rendah tapi kokoh. “Tapi kita temukan kebenaran. Dan setelah itu kita bangkit, Nio. Bersama.”Langkah Ruby melambat saat melewati salah satu ruangan samping galeri. Pandangannya terpaku pada sebuah lukisan berbingkai emas dengan goresan warna biru laut dan abu-abu keperakan. Gambar abstrak itu menampilkan sebuah kapal kecil di tengah badai, digambarkan dengan sapuan kuas yang kacau namun terasa jujur.Ruby berhenti. Napasnya yang semula pendek mulai memanjang, menyerap keheningan ruangan yang hanya diisi suara AC dan pantulan cahaya dari jendela tinggi.“Lukisan ini…” gumamnya pelan.Nio ikut berhenti di belakangnya, menoleh ke arah yang sama.Ruby melanjutkan, “Entah kenapa, aku suka yang ini. Meski terlihat rapuh, kapal itu belum tenggelam. Masih melawan, meski gelombang mengancam dari segala sisi.” Suaranya menjadi lembut, nyaris seperti bisikan. “Kadang, kita cuma perlu terus berlayar. Bukan karena yakin aka
Last Updated : 2025-07-02 Read more