Hadi tersenyum lembut. “Gak apa-apa, Sayang. Papa cuma ngobrol bentar sama menantu papa.”Mendengar kata “menantu” dari ayahnya membuat dada Lalita sesak. Akan tetapi, sekarang bukan waktu yang tepat untuk memberi tahu ayahnya terkait perceraian.Lalita menatap ayahnya tanpa curiga. “Ngobrol apa, Pa?”“Kamu gak perlu tahu.”“Kok rahasia gitu sih ke aku?”Pipi Lalita langsung menggelembung lucu. Membuat dua pria yang mencintainya itu terkekeh.“Kamu jadi mirip hamster…” goda Brian.Lalita berdecak. “Ya udah deh kalau gak mau kasih tahu, misterius banget.” Ia kemudian membuka laptop, menyalakannya, lalu memeriksa colokan listrik.Sementara itu, Brian berdiri. “Aku permisi dulu, pa, Lita. Masih ada dokumen yang harus aku review malam ini.”Lalita menatap sekilas tanpa ekspresi. “Oh. Ya, hati-hati di jalan.”Brian menatapnya sebentar—lama, penuh sesuatu yang tak sempat diucapkan. “Kamu juga, Lita. Jangan pulang terlalu malam.”Lalita tak menanggapi. Hanya pura-pura sibuk dengan laptopnya.
Last Updated : 2025-10-09 Read more