Sesampainya di depan rumah yang ditempati Amora, Alvaro sempat ragu turun dari mobil. Ia menatap kaca spion, merapikan rambutnya lagi, padahal tak ada yang berantakan.Lalu ia bergumam, “Ya Tuhan, mengapa aku seperti remaja SMA yang sedang menunggu gebetan keluar rumah?”Dan saat melihat Amora yang sedang duduk di teras sambil , menggendong Emran yang hanya memakai popok sambil tertawa kecil, Alvaro langsung terpaku.Hatinya seperti… meleleh.Bukan. Bukan karena Amora memakai baju indah. Justru karena kesederhanaannya. Rambutnya diikat asal, wajahnya tanpa riasan, tapi senyumnya, hangat sekali.Alvaro turun dari mobil dengan langkah canggung. “Pagi…”Amora mengangkat alis, terkejut. “Lho, pak Alvaro? Bukannya yang jemput sopir?”Alvaro mengangkat bahu, sok santai. “Sopir saya sedang kecapekan. Jadi saya gantiin.”Pria itu menjawab dengan asal-asalan. Padahal supir keluarganya tidak hanya 2 atau 3 orang saja. Namun tetap saja ia memilih untuk datang sendiri, menjemput Amora dan juga Em
Last Updated : 2025-07-10 Read more