Randy berusaha untuk tetap tenang dan berdiri kaku di depan pintu ruang operasi. Tangannya terkepal di depan dada. Tatapannya tajam, namun wajahnya dipenuhi luka batin yang tak bisa ia sembunyikan. Bibirnya bergetar, dan hanya satu kalimat yang terus ia bisikkan, berkali-kali.“Ya Allah, tolong, jangan ambil mami ku,”Pikirannya penuh sesal. Tadi siang, ia menolak melihat wanita yang sekarang terbaring sekarat. Ibu kandungnya, yang dulu menidurkannya dengan lagu-lagu lembut dan doa-doa panjang.Kini, ia hanya bisa menatap dari luar, menunggu keajaiban.Di ruang operasi, monitor jantung mulai melemah.“Jantungnya berhenti! CPR sekarang!”Seorang dokter segera naik ke atas meja, melakukan pijat jantung langsung ke dada Dewi.“Come on, Bu Dewi... jangan pergi… ayo…”Di luar, Randy menjatuhkan diri ke lantai, punggungnya bersandar di dinding rumah sakit. Kepalanya tertunduk dalam. Air mata jatuh satu per satu, membasahi lutut celananya.Dan di momen itu… kenangan masa kecil kembali meli
Terakhir Diperbarui : 2025-07-20 Baca selengkapnya