All Chapters of Bukan Mimpi, Aku Kembali: Chapter 21 - Chapter 30

"Lama tidak bertemu, Jeff. Kamu semakin tampan, cukup nyaman dipandang oleh mataku." Sapa Lalu Rei saat menjemput Aruna ke apartemen.Jeff tersenyum mendengarnya, menjabat tangan Kak Rei dengan erat dan saling merangkul satu sama lain. "Katakan, apa ini ulah orang yang sama?" Bisik Kak Rei di telinga Jeff. "Kamu memang pintar, kak. Namun tenang saja, aku sudah membuat rencana bersama adikmu tersayang." Jawab Jeff membuat Rei menggelengkan kepala."Pastikan Aruna aman." Suara Kak Rei terdengar penuh penekanan. "Aku berjanji tidak akan kecolongan lagi." Balas Jeff tidak kalah serius. Dalam perjalanan pulang, Aruna dan Kak Rei berbincang cukup banyak mengenai masalah yang menimpanya dan Jeff. "Jadi kakak dan Jeff sejak dulu masih berkomunikasi intens?" ujar Aruna baru tahu. "Ya, aku dan Jeff sering bertukar kabar. Dia juga tahu bagaimana gilanya kamu mengejar Gama dulu." Ungkap Kak Rei membuat Aruna merasa ma

Saddam sudah tidak tahu cara menasehati putrinya bagaimana. Kemarin dirinya baru saja dihubungi oleh William, teman baiknya. William mengungkapkan kekecewaan atas kelakuan Charlotte yang sudah dua kali berusaha mencelakai teman Jeff yang sudah dianggap sebagai putrinya sendiri. William juga menegaskan jika Charlotte kembali berulah, maka keluarganya bertindak lebih tegas agar Charlotte tidak membahayakan siapapun lagi. Itu jelas peringatan keras, bukan sekedar teguran biasa. "Bagaimana bisa Jeff jatuh cinta denganmu jika sikapmu saja begini, Charlotte. Belum lagi Om William dan Tante Elfa sudah pasti mem blacklist mu dari calon menantu mereka." "Aku tidak peduli dengan orang tua, Jeff. Asal Jeff menjadi milikku itu sudah cukup." Sahut Charlotte menjawab pertanyaan papanya dengan ketus. "Jeff tidak akan mau dengan mu, Charlotte. Sikapmu begitu buruk, bahkan sampai berani mencelakai orang lain. Pikirkan nama baik keluarga kita, Charlotte. Ingat kakekmu juga pensiunan militer. Apa kat

"Halo, maaf bolehkan aku menumpang di meja ini bersamamu? Meja yang lain sudah penuh." Seorang wanita dengan mengenakan kemeja putih dan kacamata hitam menghampirimu Aruna yang kala itu tengah duduk sendirian menunggu jemputan. "Oh, tentu saja boleh. Silakan." ujarnya menyambut dengan ramah. Diluar sedang hujan deras, membuat cafe ini ramai pengunjung. "Terimakasih, nona. Perkenalkan aku Dave." Wanita itu mengulurkan tangan berkenalan. Aruna tentu membalasnya. "Aku Aruna, salam kenal juga." Keduanya mulai mengobrol untuk mengisi kebosanan. Dari percakapan tersebut diketahui Dave berasal dari Amerika yang kebetulan sedang berlibur dengan kekasihnya disini. Dan saat ini ia tengah menunggu kekasihnya yang tengah ada meeting bersama rekan bisnisnya di gedung sebelah. "Gedung sebelah? Maksud mu Perusahaan Mahesa?" Tanya Aruna dengan antusias. Dave mengangguk pelan sembari mengaduk lemon tea miliknya. "Iya, benar sekali. Kamu karyawan di perusahaan itu?" Balik Dave bertanya. "Bukan

Jangan tanya perasaan Charlotte saat ini bagaimana. Setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Jeff memperlakukan Aruna dengan lembut dan penuh perhatian. Tentu panas seperti terbakar dibatas bara api. "Bahkan kamu mengajaknya masuk ke mansion keluarga kalian. Dimana aku sendiri belum pernah datang dan menginjakkan kaki disana." ujar Charlotte mereka hatinya teriris-iris. Keluarga Willam memang sangat terpandang dan berpengaruh, apalagi dalam bisnis. Aktivitas bisnis keluarga mereka sangat mempengaruhi pasar global. Bisa dibayangkan seberapa banyak pundi-pundi dollar yang masuk ke rekening mereka setiap harinya."Bagaimanapun caranya, aku harus bisa masuk kesana. Mereka pasti akan merayakan ulang tahun Tante Elfa." Segera Charlotte memikirkan sesuatu yang bisa membuat rencananya berhasil. "Ah ya, aku bisa memanfaatkan momen ini untuk meminta pertanggungjawaban Jeff." katanya sembari mengelus perutnya yang masih rata. "Tenang saja, papamu hanya Jeff. Kamu akan punya kel

"Testpack? Milik siapa ini? Dan kenapa diberikan sebagai kado untuk Tante Elfa?" Saddam tahu Charlotte merencanakan sesuatu. Tapi kenapa harus seperti ini dan saat acara ulang tahun Elfa. "Tentu saja milikku. Dan harusnya Tante Elfa senang karena sebentar lagi akan memiliki cucu. Aku hamil anak, Jeff." Charlotte menjawab dengan raut wajah bahagia sembari mengelus perutnya. "Apaa?" Saddam terkejut mendengar jawaban putrinya. "Jangan bercanda, Charlotte. Ini tidak lucu." "Astaga, Jeff. Kamu menghamili Charlotte?" kata tante Jeff sembari menutup mulut tidak percaya."Kapan aku menyentuhmu?" tanya Jeff melemparkan pertanyaan pada Charlotte. "Jeff kita melakukannya beberapa lalu di Hotel Preston. Saat itu kita dalam keadaan mabuk karena minum terlalu banyak." Jawaban Charlotte terlihat meyakinkan sekali dimata banyak orang. Tapi tidak dengan Saddam. "Sudah papa katakan jangan bicara sembarangan, Charlotte. Katakan dengan jujur kamu benar hamil atau tidak." Seringnya Charlotte membuat