All Chapters of Bangkitnya Tuan Muda Kaya Raya: Chapter 141 - Chapter 150

Max melirik Themis sesaat, lalu manik matanya berpindah ke arah Aloysius. Pria itu terlihat frustasi dan hanya bisa mengepalkan dua tangannya di atas pangkuan. “Ehem!” Max terbatuk. Berpikir untuk menarik perhatian Aloysius, untuk setidaknya maju membantu penjelasan Themis.Namun, Themis yang panik langsung memutuskan. “Ki–kita bisa panggilkan tim yang mengurus programming-nya!”Sayangnya, ucapan itu membuat para tamu mulai meragukan ucapan Themis. “Berarti program ini bukan buatan Anda?”TIba-tiba Aloysius berdiri. “Biar saya jelaskan.”Max tersenyum. Aloysius bisa saja membiarkan Themis dipermalukan di depan umum, tetapi sepertinya ia tidak berniat demikian.Tanpa menyinggung siapa yang sebenarnya memiliki ide, Aloysius menjelaskan dengan lancar dan sepenuh hati.Themis tidak tahu, bahwa robot yang disiapkan adalah tipe Zero, di mana robot tersebut akan disetting sesuai permintaan pemesan. “Ada banyak tipe yang sudah dimasukkan modul lengkap dan Anda bisa menambahkan modul lain ya

“Kalau begitu, aku mengajukan Diona—”“Tidak bisa sembarangan, Giorgie!” sentak Henry. “Siapa yang akan menggantikan Diona? Dominic sudah sibuk sebagai CEO Louvz Entertaiment.”Tetua Giorgie baru akan menyebut nama Abelstein, anak kedua dari Diona, tetapi Diona mengangkat tangan. “Aku juga tidak setuju, Pa.” Diona menolak dengan tenang. “Dominic tidak bisa pegang 2 perusahaan. Abel masih perlu banyak belajar. Kecuali Papa mau menghancurkan industri fesyen-ku.”Giorgie langsung mengangkat kedua tangannya. “Oke, oke. Aku nggak mungkin menghancurkan kerja keras putriku.”Diona mengangguk. Wajahnya terlihat tenang, tapi sebenarnya ia sangat menyayangkan kesempatan itu. Ia adalah wanita dengan banyak ambisi.Hanya saja, kalau dirinya bersikeras menjadikan Abelstein sebagai penggantinya di dunia fesyen, itu sama seperti bunuh diri. Ternyata, tidak semudah itu menjadi pewaris tunggal. Lann bahkan mengangkat tangannya. “Secara kesehatan, aku masih berumur panjang, Henry.”Henry menatap kaka

Weekend berakhir. Kencan santainya berubah menjadi suram karena masalah yang terjadi. Hari ini, Max dan Lucas pun masih berusaha mencari siapa orang yang sudah membuat masalah di tengah ketenangan hidupnya.“Saham turun, Bos.” Lucas mengkonfirmasi ucapannya lusa lalu. “Tapi nggak serendah yang saya bayangkan.”Max hanya bisa mengangguk. Walau sudah mempersiapkan diri untuk kondisi tersebut, tetap saja rasanya kesal ketika sudah benar-benar terjadi. Tiba-tiba pintu ruang kerjanya diketuk. Ketukan Aletha seperti biasa. “Tuan Max, ada Tuan Wilbert dan Nona Kana datang.”Max sampai berdiri mendengar nama yang sudah lama tak ia tahu keadaannya. “Wilbert?!”Aletha mengangguk. “Benar, Tuan. Mereka bersikeras menunggu di ruang rapat.”Lucas mengangkat bahu, menyiratkan ketidaktahuannya mengenai rencana kedatangan Kana. Terlebih datang bersama Wilbert yang setahu Max sedang belajar di luar negeri.Tanpa bicara, Max dan Lucas langsung menuju ruang rapat, dipandu oleh Aletha yang berjalan cepa

“Gino! Apa-apaan kamu?!” sentak Kris murka. “Beliau adalah utusan keluarga Lou–” “Pa!” Gino tak mau mendengarkan. “Apa sih urusannya keluarga Lou dengan perusahaan si kacung itu?!” Dahi Kris dan juga Lucas berkerut dalam. Masing-masing dengan ketidakpahaman mereka sendiri. “Apa maksudnya kacung?!” tanya Kris bingung. Bersamaan dengan itu, Lucas menegur Gino, “Berani sekali Anda mengatai perusahaan sebesar Louvz Tech sebagai perusahaan kacung!” Kris panik. “Ah … mohon maaf Pak Lucas. Saya rasa anak ini sedang mabuk.” Kemudian Kris menampar pipi Gino, berharap putranya itu berhenti mempermalukan keluarga mereka. “Gino! Jaga bicaramu!” Namun sepertinya Gino tidak sadar dengan kondisi yang dihadapinya. Ia masih saja mencela, “Pa! Perusahaan itu punya si kacung yang sudah merebut calon tunanganku! Orang miskin yang jadi kacung selama di kampus dulu, jelas tidak ada urusannya dengan keluarga Lou. Buat apa jaga bicara lagi?!” Kerutan di dahi Lucas semakin bertambah. ‘Calon tu

Waktu 6 bulan yang diberikan Henry hampir menyentuh batasnya. Tersisa 1 bulan 2 minggu untuk penentuan siapa yang akan menjabat sebagai CEO perusahaan induk Louvz Corporate Group.Minggu depan adalah hari pernikahan Max dengan Bebby. Walau dipersiapkan hanya dalam 2 bulan kurang, 98% yang dibutuhkan telah terpenuhi. Dan meskipun sibuk dengan tuntutan ini itu demi pernikahan, Max masih bisa fokus mengamati gerak-gerik sekelilingnya. Sejujurnya, menikah menjelang rapat pemegang saham yang akan menentukan masa depannya, adalah tindakan bunuh diri. Namun sepertinya, Henry punya ekspektasi yang sangat tinggi pada Max—walau dalam keadaan seperti ini, Max pasti bisa tetap fokus menjaga diri dari mereka yang ingin menghalangi Max naik menjadi CEO Louvz Corporate Group.“Bos, informasi dari Lux. Tetua Lann menemui beberapa pemegang saham besar di Singgapur.” Lucas melapor melalui panggilan video. Walau sudah menjabat menjadi direktur pelaksana ElectroLouvz, tugas utama Lucas tetap mendampin