Pagi itu, langit masih merona lembut, seperti baru saja menyentuh batas antara malam dan fajar. Sinarnya menyelinap pelan lewat celah tirai jendela, menguar cahaya keemasan yang jatuh tepat di atas wajah dua insan yang tengah tertidur dalam balutan kehangatan rumah tangga yang mulai terbentuk dengan sendirinya. Di antara cahaya itu, sepasang mata perlahan membuka, bening dan tajam, menatap ke arah satu wajah yang telah menjadi dunia barunya.Sadewa tidak langsung bangkit dari tempat tidur seperti kebiasaannya setiap pagi. Hari ini, entah kenapa, dia membiarkan tubuhnya tetap terbaring di sisi ranjang, nyaris tak bergerak, seolah takut mengganggu lukisan indah di hadapannya. Di sana, tepat di sampingnya, Alika masih tertidur dengan posisi menyamping, wajahnya menghadap ke arahnya. Wajah itu begitu tenang, damai, seakan tak tersentuh oleh keributan dunia luar. Ada kelembutan alami yang membuat siapa pun betah berlama-lama menatapnya.Lelaki itu tersenyum kecil. Bukan senyum yang dibuat-
Last Updated : 2025-07-21 Read more