Sore itu, langit Paris tampak berwarna kelabu. Dari balik kaca rumah sakit, Daniella Victory menatap kosong ke luar jendela ruang IGD. Pelipisnya masih berbalut perban putih, sesekali terasa nyeri akibat lemparan batu yang tadi siang menghantam kepalanya.Namun, bukan luka fisik yang membuatnya gelisah, melainkan kabar yang baru saja masuk melalui telepon rahasia dari anak buahnya."Madame, kami gagal. Vioneta sudah dibawa kabur oleh seseorang. Kami tidak bisa mencegahnya."Daniella menghela napas panjang, matanya memerah. Bibirnya bergerak pelan, mengeluarkan makian tertahan.“Bodoh! Kalian memang tidak berguna!”Ia cepat-cepat menutup panggilan, melirik sekeliling. Ada dua perawat yang sedang sibuk mencatat di meja jaga. Daniella langsung menegakkan tubuhnya, merapikan gaun krem elegannya, dan pura-pura tenang. Namun, di dalam dadanya, badai amarah bergemuruh.Setelah perbannya diperiksa sebentar, Daniella menandatangani formulir pulang. Ia menolak tawaran perawat untuk menunggu sop
Last Updated : 2025-08-31 Read more