Joana melangkah pelan, satu tangannya menyentuh perutnya yang rata. Wajahnya memang pucat, tetapi matanya berusaha tegar. Sejak keluar dari rumah sakit, ia hanya ingin istirahat, tidak mau terjebak dalam permainan kata dan sikap manis palsu Alexa.Vernon sempat hendak mengantarnya ke atas, tetapi Joana menolak dengan lembut. “Tidak apa-apa, Kak. Kak Vernon bicara saja dengan Tuan Aaron dan Nyonya Ivana. Mereka sudah menunggu dari tadi. Aku bisa naik sendiri. Tidak perlu diantar siapa pun. Tidak apa-apa,” katanya, senyum tipis pun ia paksakan agar Vernon percaya.Vernon menatapnya ragu. “Kamu yakin, Joana? Kamu baru keluar dari rumah sakit dan saya—.”Joana mengangguk mantap. “Aku baik-baik saja, Kak. Percayalah,” selanya. Akhirnya, Vernon menurut meski jelas wajahnya masih diliputi kekhawatiran. Ia berbalik kembali ke ruang tamu menemui Aaron dan Ivana. Joana pun mulai menaiki tangga, hati-hati dan perlahan, serta berpegangan erat.Namun, di belakangnya, bayangan lain muncul diam-dia
Last Updated : 2025-08-18 Read more