Mobil Lamborghini itu melesat membelah jalanan ibukota yang padat. Suara klakson bersahutan, dan di kaca spion, sebuah sedan hitam terus menempel seperti lintah. Tirta mengepalkan rahangnya, sementara Meysi yang duduk di kursi penumpang belakang menggenggam tangan kecil Naya erat-erat.Sial, sepertinya itu orang dari infotaiment!“Nggak mungkin ini fans biasa…” gumam Tirta sambil melirik spion. "Pasti wartawan."“Naya takut, Ayah Ayang…” suara Naya lirih. "Mama, Naya takut."“Ssst, nggak apa-apa. Ada Ayah Ayang di sini,” balas Tirta cepat, kali ini mencondongkan badan ke belakang dan menyunggingkan senyum menenangkan.Mobil terus melaju, berbelok tajam ke sebuah persimpangan. Tirta menekan tombol di setir, membuka gerbang otomatis ke sebuah menara apartemen eksklusif di pusat kota. Dengan gerakan licin, ia membelokkan mobil ke basement parkir pribadi, lalu berhenti dengan rem mendadak yang presisi.Meysi tercekat sesaat. Di bawa kemana dirinya dan Naya?“Cepat masuk. Mereka nggak akan
Terakhir Diperbarui : 2025-07-23 Baca selengkapnya