Cintai aku, Berondong!

Cintai aku, Berondong!

last updateLast Updated : 2025-06-07
By:  ARCELYOSOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
3views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Meysi Pitaloka adalah janda 1 anak yang berprinsip tak akan menikah lagi ataupun menjalin cinta dengan siapapun. Namun, semua hal itu berubah drastis saat Tirta Linggabuana, penyanyi pendatang baru yang merupakan pewaris kaya muncul di kehidupannya. Meysi secara tak sadar menghabiskan satu malam yang panas bersama Tirta! Apa yang harus Meysi lakukan? Bagaimana ia menghadapi keluarga Tirta, serta penggemar Tirta karena status jandanya itu?

View More

Chapter 1

Tidur Dengan Berondong?!

"Teteh... aku laper. Mau makan gak?"

Suara itu—renyah dan agak serak seperti bekas tidur—membelah sunyi kamar hotel yang terlalu mewah untuk disebut kebetulan.

Meysi membuka mata dengan berat. Pandangan pertama yang ia dapatkan: langit-langit putih, tirai tebal berwarna marun, dan suara itu. Suara yang tak asing... dan orang itu menyentuhnya, terasa dadanya tengah disentuh dengan lembut. Suara deru napasnya terasa panas dan dalam.

"Teteh... masih ngantuk? Masih pengen gak?"

Perlahan, Meysi bangkit dari posisinya. Selimut tipis melorot dari bahunya, memperlihatkan pundak telanjang... dan ia menyadari fakta paling memalukan dalam hidupnya: saat itu ia tidak memakai apa-apa! Telanjang bulat! Benar-benar telanjang bulat!

Dan pria di sebelahnya... masih rebahan santai dengan dada polos yang seperti dipahat langsung dari I*******m story. Rambutnya yang berwarna perak itu berantakan dengan gaya messy yang pasti disengaja—dan berhasil. Ia tampan selayaknya aktor China, manis sekali!

Tirta Linggabuana. Oh, tidak.

Penyanyi pendatang baru yang Meysi temui dua hari lalu untuk wawancara di stasiun televisi tempat Meysi bekerja. Enam tahun lebih muda. Tengil. Penuh percaya diri. Dan kini sedang tersenyum seperti bocah habis menang lotre.

"Tirta?!"

"Sebut nama aku kaya gitu lagi Teh. Manis banget." puji lelaki itu dengan nada merajuk.

Meysi menarik bantal dan melemparnya ke arah Tirta. Lelaki muda itu tertawa kecil sambil menahan dagunya dengan tangan. Sikapnya tengil, akan tetapi wajahnya terlalu manis untuk dimarahi. Meysi berusaha memutar otak.

Kenapa ia berduaan dengan Tirta dalam keadaan telanjang?

"Gila! Ngapain lu di sini?!" suara Meysi parau. Ia menarik selimut dengan gerakan panik untuk menutupi tubuhnya.

"Tidur bareng Teteh, lah. Masa lupa?" tanya Tirta sambil menyeka hidungnya. "Siapa coba yang semalem teriak-teriak dudukin aku? Gak usah ditutupin badannya, aku udah liat semuanya kok, hehehe."

"GILA!!!" Meysi menatapnya ngeri. "Kita... kita..?!"

Tirta tertawa keras, lalu duduk, rambutnya acak-acakan seperti habis ditampar badai. Meysi berusaha mencerna apa yang terjadi. Mereka berdua telanjang dan pakaian mereka berserakan di atas lantai. Bagaimana awalnya ini terjadi?

"Kamu maksa aku gituan ya?!" tuduh Meysi.

"Eh, aku nggak maksa loh! Teteh yang narik aku ke lift duluan semalem. Bahkan kamu yang bilang 'ikut aja' pas aku bingung."

Meysi terdiam. Otaknya mencari celah ingatan. Pesta kantor. Wine. Dada bidang. Senyum sialan Tirta.

Oh tidak.

la benar-benar tidur dengan Tirta, penyanyi pendatang baru yang enam tahun lebih muda darinya!

Dan dia manggil Meysi Teteh? Sejak kapan?

"Tapi jujur ya, ini lucu banget. Kamu harus lihat muka kamu pas sadar barusan. Kayak tokoh sinetron yang tahu anaknya bukan anak kandung!" tutur Tirta sambil memperlihatkan mimik muka lucu. "Sepertinya semalam Teteh tidak sadar... tapi malam kamu seksi banget." ujar Tirta sambil mengedipkan sebelah mata, tengil.

Meysi ingin melempar bantal. Atau meja. Atau bahkan dirinya sendiri dari balkon lantai dua puluh! Bodoh... bodoh, bodoh! Tapi yang bisa ia lakukan hanya mengumpat dalam hati dan bangkit, masih dengan selimut membungkus tubuhnya seperti sushi malu-malu. Bagaimana bisa ia berhubungan badan dengan lelaki yang baru dikenalnya di pekerjaan?!

Malam itu.

Pesta kantor setelah wawancara exclusive dengan seorang penyanyi pendatang baru yang terkenal di hampir seluruh platform media sosial. Tirta Linggabuana. Lelaki bersuara indah itu mantan trainee di Korea tapi pulang dan berkarir di Indonesia, entah karena apa. Semua berlomba-lomba mengundangnya di stasiun televisi, dan stasiun televisi yang menaungi pekerjaan Meysi berhasil mengundangnya terlebih dahulu.

Sederhana. Meysi membuat script acara, mengarahkannya pada Tirta serta managernya kemudian syuting dilaksanakan. Hanya sebatas itu! Mereka mengadakan pesta kantor bersama, di sebuah Lounge dan minum banyak wine serta minuman keras lainnya.

Sepertinya itu alasan Meysi mabuk. Dan semua itulah yang mengantar Meysi untuk mengundang Tirta ke dalam hidupnya. Astaga, bagaimana mungkin Meysi seceroboh ini!

"Teteh...," panggil Tirta manja.

Meysi menoleh dan Tirta melayangkan ciuman mesra di atas bibir Meysi. Meysi yang masih setengah sadar itu menerima ciuman tersebut dengan linglung. Tirta langsung naik ke atas tubuh Meysi, keduanya bertindihan dan pagutan Tirta di atas bibir Meysi semakin dalam.

Ciuman itu... enak sekali. Namun, Meysi hanya bisa merintih dalam hati.

"Cantik sekali sayangku." bisik Tirta dengan nada yang menggetarkan hati. "Sarapan pagi dulu yuk?"

"Tirta jangan-"

Meysi hanya bisa tersentak karena Tirta memutuskan untuk melakukan penyatuan kembali. Kini Meysi benar-benar bisa "merasakannya".

Penyatuan itu lembut, indah, dan nikmat. Meysi merasa dibawa jauh ke atas awan, ia menikmati penyatuan yang tak pernah dirinya rasakan kembali setelah lima tahun lamanya. Meysi hanya bisa memeluk erat Tirta sambil merasakan kenyamanan itu untuk sesaat sebelum menghadapi realita.

"Kita keluar barengan lagi...." bisik Tirta sambil mencium kening Meysi. "Nikmat kan? Aku lagi-lagi menanam banyak saham. Haha~"

"Ini pertama kalinya aku 'sampe'." tutur Meysi lirih. "Bagaimana awalnya aku tidur denganmu?"

"Pesta kantor tadi malam. Kamu mabuk, meracau dan akhirnya menyeretku ke kamar. Aku tidak merekamnya tapi aku tidak berbohong kok...." ujar Tirta sambil menekan bibirnya di atas pipi Meysi. "Teteh sampai puncak empat kali denganku. Sepertinya sudah lama ya... tidak melakukannya?"

Ah sial.

Meysi tidak mengerti akan dirinya sendiri. Ia adalah janda anak satu yang sudah melewati "kesendirian" selama lima tahun lamanya. Selama ini ia berprinsip untuk tidak berhubungan dengan lelaki manapun dan fokus pada anaknya saja.

Tapi bagaimana mungkin hari itu prinsipnya hancur? Bagaimana bisa Meysi malah bercinta dengan berondong seperti Tirta?

Ponsel Meysi berdering, Meysi bergegas mengangkat ponselnya yang berada di atas nakas dan membuka kunci layar. Tampak sebuah notifikasi dari grup kantor:

Talent reality drama briefing jam 10.00. Lokasi: ruang rapat lantai 7. Pemeran utama: Tirta Linggabuana.

Mesyi melirik jam. 09.20.

"Tirta. Jangan bilang—"

"—kita bakal satu proyek? Yup." Tirta menyeringai. "Kamu penulis utamanya. Aku talent barunya. Skenario reality drama yang kamu tulis itu... sekarang hidup. Selamat yaaa."

Meysi merasa dunia berputar. Satu malam bodoh. Satu keputusan gegabah. Dan sekarang, cowok tengil ini ada di setiap notulensi pekerjaannya.

Jadi, mereka akan sering bertemu?

"Aku janda anak satu. Kamu bocah tengil yang.... Ah! Kita gak bisa lanjutin ini." Meysi menunjuk wajah Tirta.

"Tapi aku suka Teteh. Beneran. Lucu, suka marah, suka ngedumel. Kayak teh panas yang ketumpahan madu. Legit." ujar Tirta sambil menyeka bibir Meysi.

"Apaan sih..." wajah Meysi mendadak memerah.

"Teh dan Madu. Cocok buat branding pasangan kita." Tirta bangkit, tanpa mengenakan sehelai pakaian pun, lalu berjalan ke jendela dan membuka tirai lebar-lebar.

Cahaya pagi menyorot tubuhnya yang nyaris sempurna. Benar-benar sempurna, indah dan tanpa cela.

Meysi menahan napas.

Bukan karena tubuh itu. Tapi karena dirinya. Karena hatinya. Yang entah kenapa... sedikit gemetar. Dan untuk pertama kalinya dalam lima tahun, ia merasa hidupnya akan kacau—dan mungkin... seru.

Ketukan terdengar dari arah pintu. Tiga kali. Ketukan itu kuat, seperti akan melabrak penghuni ruangan itu.

Meysi dan Tirta saling pandang. Oh tidak, siapa itu?

"Teh, kamu pesan room service?" tanya Tirta.

Meysi menggeleng pelan, wajahnya mulai pucat. Suara dari balik pintu menyusul, membuat darahnya surut dari wajah. Astaga, apa lagi gebrakan hidup Meysi setelah ini?

"Meysi Pitaloka? Ini dari bagian HRD stasiun TV. Kita butuh bicara, jadi tolong keluar dari kamar. Sekarang!"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status