Todos los capítulos de Diceraikan Suami, Dipersunting Sultan: Capítulo 71 - Capítulo 80

Andreas termenung sendirian di kamarnya. Masih jelas bagaimana ekspresi Anjani saat menatap dirinya. Andreas tidak tahu dari sekian banyak kalimat yang ada di otaknya mengapa kalimat itu yang keluar dari mulutnya. Ia mengambil ponselnya yang tergeletak di kasurnya, lalu melipir ke balkon dan mencari kontak Anjani. Sepertinya ia harus bicara dengan Anjani agar tidak ada kesalahpahaman. [Anjani, apa bisa saya menelpon sebentar?] Pesan di kirim ke nomor Anjani. Andreas menunggu sampai kurang lebih sepuluh menit. Pesannya belum ada tanda sudah terbaca. Andreas menikmati angin malam yang cukup dingin karena cuaca akhir-akhir ini cukup buruk. Tring! Tanda satu pesan masuk dan ternyata balasan Anjani. [Ya, silakan] balasnya tanpa panjang lebar. Andreas dengan cepat menegapkan tubuhnya. Ia langsung menelpon Anjani setelah mendapatkan izin. "Assalamualaikum, Anjani. Maaf saya mengganggu," ucap Andreas. Ini kali pertama mereka melakukan panggilan telepon. "Waalaikumsalam, iya tidak apa

Jadi gimana? Udah deal kamu dimanagerin sama Gilang Ramdan itu?" tanya Baskara yang sekarang mengantar Melati pulang."Belum, aku belum deal. Kayanya perlu dipikirkan lagi," Jawab Melati sedikit lesu.Baskara menatap wajah Melati yang tidak sesumringah sebelumnya."Emang kenapa? Keuntungannya nggak sesuai dengan apa yang ada di email?" tanya Baskara. Melati menggeleng tapi tidak menjelaskan apapun kepada Baskara."Yaudahlah, kamu pikir ulang lagi. Kalau sekiranya menurut kamu bagus, ya ambil aja, tapi... kalau emang nggak cocok, jangan maksain ya," Melati hanya memberi anggukan lagi, wajahnya seperti menyimpan beban, namun Baskara tidak berani bertanya lebih.Mereka memutuskan untuk langsung ke apartemen dan beristirahat. Baskara akhir-akhir ini lebih sering tidur bersama Melati dari pada di rumahnya. Kebetulan asisten Melati ada tempat tinggal sendiri jadi tidak menginap di apartemennya. -0-Andreas mendadak disidang oleh kedua orang tuanya. Tidak lupa Freya yang ikut-ikutan karena

Andreas izin tidak masuk kerja karena hari ini ia mendapatkan undangan dari pihak kampus tempat di mana ia menuntut ilmu. Pihak fakultas meminta dirinya menjadi pembicara di acara seminar kali ini.Nama Andreas cukup dikelas dikalangan fakultas kedokteran. Selain karena ketampanannya, juga karena ia dikenal sebagai anak dari salah satu dokter profesional yaitu Pak Prawira Hadijaya yang saat ini sudah memiliki rumah sakit sendiri.Andreas datang bersama adiknya Freya yang memang sedang menempuh pendidikan di bidang yang sama. Bedanya, Freya lebih sering menutup identitasnya dan hanya beberapa orang yang tahu bahwa ia adalah adik dari Andreas."Kak, aku turun di depan aja deh," ujar Freya saat mobil hampir sampai di parkiran khusus."Bareng aja kenapa sih? Kayanya males banget kalau harus barengan," sahut Andreas."Bukan gitu, aku nggak mau terlalu mencolok kalau aku itu adik kakak. Hidup aku udah nyaman dan tentram tanpa di iming-imingi nama kakak dan papih," jelas Freya wajahnya menda

Acara selesai. Freya dan Andreas langsung menuju parkiran. Freya melihat Anjani yang celingukan seperti mencari seseorang. Ia menoel kakaknya agar mengantar untuk bisa sekedar menyapa atau berfoto bersama. "Anjani," sapa Andreas. Anjani menengokkan kepalanya saat namanya dipanggil. "Loh dokter Andreas," sahut Anjani kembali tidak percaya ia bertemu lagi dengan Andreas tanpa diduga. "Hai kak Salsabilla," sapa Freya sedikit gugup. "Hai," jawab Anjani. "Anjani, kenalkan ini adik saya, namanya Freya, sekaligus fans kamu," ucap Andreas sedikit menggoda. Pipi Anjani langsung merah saat mendengarnya. Ia menyodorkan tangan untuk menyalami Freya. "Kakak kenapa sama kak Salsabila?" tanya Freya. Andreas hanya mengangguk. "Ayo katanya mau minta foto bareng. Biar kakak yang foto," Freya izin kepada Anjani, untungnya Anjani mau. Andreas memotret adiknya yang terlihat senang karena akhirnya bertemu dengan idolanya. "Terima kasih ya kak," Teman Freya yang tadi memberitahu ada Anjani kemba

Waktu semakin berlalu, hari ini Andreas akan melakukan sidak dadakan. Semua kinerja para nakes di rumah sakitnya diperiksa dan dilihat bagaimana cara kerjanya. Termasuk bagian administrasi bahkan farmasi.Semua orang mendadak tegang, mereka merasa tidak ada yang salah dengan pekerjaannya, tapi jelas tindakan Andreas membuat semua pihak deg-degan dan menimbulkan pertanyaan. Kenapa? Dan ada apa?Andreas mendatangi setiap ruangan, melihat secara langsung para nakes. Sesekali, ia menyapa pasien dan menanyakan pendapat tentang bagaimana pelayanan di rumah sakitnya. Andreas sendiri tidak tahu mengapa ia mendadak ingin sidak setelah semalam ia mengobrol dengan papihnya.Selesai melihat ruangan inap dan yang lainnya. Andreas ditemani Yudistira melipir ke gudang Farmasi. Ia melihat stock obat dan alat medis lainnya. Yudistira memberikan selembar kertas berisi laporan mencurigakan. Andreas mencocokan data itu dengan data yang ia terima dari bagian keuangan."Jauh banget selisihnya," gumam Andre