Rekaman itu berhenti.Meri tidak bergerak. Tangannya masih menggenggam mouse, tapi tubuhnya membeku. Layar laptop menampilkan folder yang terbuka, tapi matanya kosong, tak benar-benar melihat.Kata-kata Adrian menggema terus di telinganya. "Kalau waktu diputer ulang... aku bakal tetap pilih kamu." "Walaupun akhirnya kamu ninggalin aku kayak gini."Dada Meri terasa sesak. Seperti ada sesuatu yang menekan, menahan, menolak untuk dibebaskan. Tapi rekaman itu telah menembus semua pertahanannya. Sekuat apa pun ia mencoba terlihat tenang, rekaman itu merobek semuanya.Air matanya jatuh dengan pelan. Lalu satu lagi. Dan satu lagi.Tangisnya meledak begitu saja, tanpa suara awal, hanya isakan yang keluar dari celah napas yang tertahan. Dia menunduk, menggenggam wajah dengan kedua tangan. Bahunya bergetar. Di dalam dadanya, kerinduan, penyesalan, dan cinta yang terus dia tekan selama ini membuncah seperti badai yang akhirnya dilepaskan.“Aku yang ninggalin kamu…” bisiknya di antara tangis,
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-08-15 อ่านเพิ่มเติม