Adrian membuka mata perlahan. Hangat. Bukan lagi kasur dingin yang sepi setiap pagi lima tahun terakhir, melainkan desah napas lembut di sekitarnya. Rowan meringkuk di sisi kanan, Rosie menempel di lengannya di sisi kiri. Selimut berantakan, bantal jatuh ke lantai, tapi Adrian hanya bisa menatap keduanya lama-lama, seakan takut semua ini akan menghilang begitu ia berkedip.Di seberang ranjang, Meri sudah bangun. Ia duduk tenang di kursi dekat jendela, membiarkan cahaya pagi jatuh ke wajahnya.“Pagi,” suara Adrian serak, tapi terdengar lebih lembut daripada biasanya.Meri menoleh, matanya melembut. “Pagi.”Adrian perlahan bangkit, menyibak tangan Rosie yang melingkar. “Aku nggak nyangka bisa bangun dengan mereka di sisiku,” katanya, ham
Last Updated : 2025-08-23 Read more