All Chapters of Istri Kontrak Sang Miliarder Terkutuk: Chapter 71 - Chapter 80

Cahaya dari jendela tinggi di ruang kerja Adrian menyapu meja kaca tempat tiga file fisik tersusun rapi. Di hadapannya, Lucien berdiri dengan ekspresi tegang, sementara dua orang lain duduk diam: Theo Bram, kepala keamanan sistem Montclair Group, dan Nina Farrell, analis hukum senior yang dikenal sangat loyal pada keluarga Montclair sejak era kakek Adrian.Adrian membuka percakapan tanpa basa-basi. Suaranya dalam dan presisi.“Aku tidak akan ulang dua kali. Yang kubutuhkan dari kalian adalah kecepatan, ketelitian, dan kerahasiaan mutlak.”Dia menyapu pandangan ke seluruh ruangan. “Mulai hari ini, kita audit semua jalur keuangan, komunikasi, dan relasi proyek luar negeri yang melibatkan nama Julian Vale atau entitas Blackmoor Ltd. Siapa pun yang kalian curigai sebagai bagian dari lingkaran itu, tandai diam-diam. Jangan buat kegaduhan.”Theo mengangguk. “Backtracking server pusat akan butuh dua-tiga hari, tapi aku bisa mulai dari pergerakan proyek Aurora. Ada sinyal aneh dari sana sejak

Langit sore menyala jingga di balik jendela lounge lantai atas. Di dalam ruangan berlapis marmer dan kaca reflektif, Cassie duduk dengan satu kaki disilangkan anggun, tablet di pangkuannya, dan senyum nyaris tak terlihat di ujung bibirnya.Julian memasuki ruangan tanpa suara. Keduanya sudah tak butuh sapaan basa-basi lagi.“Aegis mulai bergerak,” kata Cassie, menggeser layar tablet ke arah Julian. Tampak grafik aktivitas server dan pengajuan revisi struktur proyek. “Kau lihat ini? Dia membuka jalur kembali ke sistem lama.”Julian menyipitkan matanya, membaca dengan cepat. “Dia... menyesuaikan algoritma ke model beberapa tahun lalu?”Cassie mengangguk kecil. “Bukan model yang paling efisien, tapi itu yang paling mudah dipelajari dari luar. Kalau kita ambil alih sekarang, kita bisa reverse-engineer sisa teknologinya.”Julian terdiam, lalu mendesis geli. “Brilian sekali si sialan itu. Bahkan saat nyaris tumbang, dia tetap membangun fondasi.”Cassie tersenyum. Tapi bukan senyum puas. Lebi

Langkah Meri bergema pelan saat ia dan Dr. Zhu menyusuri lorong bawah tanah yang baru terbuka di balik dinding reruntuhan Bibliotheca Hywren. Cahaya lentera sihir di tangan Zhu menari di udara lembap, menyorot simbol-simbol tua yang terukir di batu seperti luka yang belum sembuh."Aku tidak pernah tahu bagian ini ada," gumam Dr. Zhu, nadanya campuran kagum dan kekhawatiran. "Mungkin ini dibangun sebelum Hywren menjadi akademi."Meri tak menjawab. Matanya terpaku pada simbol yang baru saja mereka lewati: lingkaran patah yang menutup garis spiral darah. Ia pernah melihatnya—di tangan Adrian, saat kutukan menyerang.Jantungnya berdebar lebih kencang. Ini bukan hanya tempat lama. Ini akar.Mereka tiba di sebuah ruangan kecil, berdebu dan sepi. Di tengahnya ada altar batu datar dengan tumpukan gulungan, buku kulit yang nyaris hancur, dan satu benda yang membuat napas Meri tertahan: gulungan besar yang disegel dengan lilin merah tua, retak di bagian pinggirnya.Zhu mendekat. "Ini... tinta d

Lampu-lampu kota berpendar di balik jendela tinggi kantor pusat Montclair Group. Adrian berdiri membelakangi meja, mengenakan setelan hitam yang sempurna, tanpa dasi. Wajahnya tak memancarkan apa pun selain ketenangan dingin yang dibangun di atas puing-puing emosinya.Lucien masuk tanpa suara, diikuti Nina dan Theo."Sudah siap," lapor Lucien singkat.Adrian tak menoleh. "Mulai audit menyeluruh. Bekukan semua aset yang pernah disentuh Julian Vale, langsung atau tidak langsung. Termasuk yang atas nama perusahaan cangkang—Blackmoor, Vireon Trust, dan yang belum teridentifikasi."Nina mencatat cepat. Theo tampak gugup. "Dan kontrak luar negeri, Tuan Montclair?""Putus semua. Kalau ada pihak ketiga yang menggonggong, lempar ke bagian hukum."Lucien mengangguk. "Dan orang-orangnya?"Adrian menatap mereka untuk pertama kalinya malam itu, matanya tajam dan dingin."Buang semua. Aku tidak peduli siapa yang dulunya loyal. Aku tidak membangun ulang kerajaan di atas fondasi busuk."Tidak ada yan

Ruang kendali itu tersembunyi di kantor pusat Montclair. Tidak ada sinyal masuk, tidak ada nama di pintu, dan satu-satunya akses hanya melalui iris Adrian.Peta dunia terpampang dalam layar holografik setinggi dinding. Titik-titik merah berkedip di tempat-tempat terpencil—rute laut, desa kecil, jalur pelarian rahasia.Lucien berdiri di samping Adrian, kedua tangan disilangkan, wajah tegang. Di belakangnya, Theo dan Nina duduk di depan konsol, jari mereka menari cepat di atas keyboard.“Aku ingin semuanya terbuka,” ujar Adrian, suaranya tajam. “Satelit, jaringan dark web, koneksi diplomatik—buka semua. Kita cari jejak Dr. Zhu, bukan Meri. Mulai dari rute medis, farmasi, pengiriman bahan langka. Apa pun yang bisa mengindikasikan dia bergerak untuk seseorang yang tidak boleh ditemukan.”Theo mengangguk. “Aku udah mulai lacak semua pengiriman atas nama alias yang pernah dipakai Zhu. Tapi dia pintar. Dia ganti rute, ganti lokasi, dan dia tahu gimana caranya nutup jejak.”“Kita cari kebocor