**Aku berjalan ke kanan. Setelah dua tiga langkah, aku berbalik, dan berjalan lagi ke arah kiri. Barok yang aku lewat-lewati hanya bisa menelan ludah kecut. “Dengar-dengar, tempo hari di sini ada kejadian pemukulan ya?” Tanyaku.“Waduh, saya tidak tahu, Mas. Sumpah samber geledek, itu bukan saya.”Barok mundur sedikit demi sedikit. Ia ingin mendekatkan dirinya ke arah rekan-rekannya yang lain. Nah, itu, rekan-rekannya juga sudah gentar.“Oh, bukan kamu? Berarti, teman satu geng kamu?”“Waduh, Mas.., itu semua hanya salah paham, Mas.”Barok keceplosan!“Salah paham kenapa?” Tanyaku pula.Lucunya, Barok tidak sadar bahwa ia keceplosan.“Yang satu salah bicara, yang satu salah mendengar. Biasalah, Mas, namanya saja manusia, tempatnya salah dan khilaf. Katanya Bang Haji Rhoma Irama juga begitu. Iya kan?”“Tadi
Last Updated : 2025-08-07 Read more