Kelopak mata Chloe membulat ketika Nash menunduk menciumnya, membuat Chloe tak mampu berbicara lebih lama. Ciuman pria itu tak memaksa, seperti yang dia lakukan sebelumnya. Dia tidak kasar, tidak mendesak, tidak mendominasi.Ciuman itu amat lembut, seolah bibirnya adalah kertas yang rusak jika terkena air. Chloe menarik diri, dia memastikan jika pria itu benar adalah Nash. Jemari pria itu menyusuri wajahnya, masih sama lembutnya, sampai Chloe merasa kakinya lemah untuk menopang tubuh.“Kau ... kau mabuk,” kata Chloe terbata-bata. “Aku anggap kau tak pernah melakukan ini padaku.”“Apa kau jijik padaku?”Air mata Nash jatuh, membuat kedua mata Chloe mengerjap. Dia mengelus wajah Nash, jemarinya basah, dan ya, itu adalah air mata. Tapi apa yang dia tangisi?“Kau...”“Saat aku menciummu dengan paksa, saat aku menidurimu dengan paksa, apakah kau melihatku sebagai pria yang menjijikkan?”Chloe mengangguk membenarkan. “Ya, tapi...”“Aku memang brengsek.” Nash menertawakan dirinya sendiri. Di
Terakhir Diperbarui : 2025-06-10 Baca selengkapnya