Lorong kantor polisi itu terasa lebih dingin dari biasanya. Lampu neon di atas kepala berpendar pucat, meninggalkan bayangan samar di dinding. Bondan berjalan mantap, Sarah dan Jesica mengikutinya dengan langkah cepat. Hati mereka masih berdegup kencang setelah pertemuan di ruang tahanan barusan.Sementara itu, di ruang penyidik, Surya menutup pintu rapat-rapat. Wajahnya pucat, pelipis berkeringat deras. Sambo berdiri di dekat jendela, menyalakan sebatang rokok, berusaha terlihat tenang, tapi tangannya sedikit gemetar saat mengangkat korek api.“Pak, kalau laporan ke Propam benar-benar masuk … kita tamat,” suara Surya rendah, penuh kecemasan.Sambo menghembuskan asap keras-keras, menatap kosong ke luar kaca. “Sial … aku tidak menduga si Bondan seberani itu. Aku kira dia cuma pengacara sok idealis yang bisa kita tekan.”“Dia sudah telepon langsung tadi, Pak. Suara Propam jelas kedengaran. Kalau mereka datang, semua permainan kita terbongkar. Penyiksaan, penyuapan, bahkan penahanan pal
Last Updated : 2025-09-15 Read more