Devan berdiri di hadapan ketiganya dengan sikap keras kepala khasnya. Suasana hangat yang semula menyelimuti ruangan itu kini berubah menjadi dingin dan tegang. Hanya suara jam dinding yang berdetak pelan di antara diam yang menyesakkan. Felia menunduk, sementara tangannya mengepal di pangkuannya, ia berusaha menahan air mata, dan ia tidak datang untuk berdebat atau menuntut apa pun. Ia hanya ingin melihat anaknya, dan barangkali… mendapatkan sedikit rasa maaf dari keluarga yang pernah begitu hancurkan. "Om, aku mengerti keraguan Om. Dan aku tidak berharap semua orang langsung memaafkan aku. Tapi yang bisa aku lakukan sekarang hanyalah membuktikan lewat tindakan… bukan kata-kata," ujarnya lirih, penuh ketulusan. Tania menyentuh lengan Devan dengan lembut, mencoba menenangkan. "Devan, lihat dia. Dia datang dengan tulus, bukan dengan tuntutan atau drama. Kamu selalu mengajarkan kita tentang keluarga—sekarang buktikan bahwa kita memang keluarga yang bisa memberi kesempatan kedua, mem
Last Updated : 2025-08-09 Read more