Malam telah larut. Rumah keluarga Adiyaksa tampak tenang. Di kamar tengah, Abian tertidur di tepi ranjang. Di sampingnya, Alena yang sudah lebih dulu lelap, memeluk boneka kecilnya. Nafas gadis itu tenang, sesekali menggerakkan kakinya dalam tidur, pintu kamar terbuka perlahan.Felia berdiri di ambang pintu dengan amplop di tangannya. Ia tak langsung masuk. Ia diam beberapa detik, menatap sosok Abian dan Alena dari kejauhan. Pemandangan itu menghentikan langkahnya sejenak—seakan hatinya belum siap melepaskan, meskipun pikirannya sudah.Perlahan, ia melangkah masuk, mendekati meja samping ranjang. Ia meletakkan amplop putih itu di sana, lalu berdiri di samping ranjang selama beberapa saat, tatapannya tertuju pada wajah Alena yang tertidur.“Kamu bahagia seperti ini, ya…” gumamnya pelan, nyaris tak bersuara.Ia berlutut perlahan, membelai ujung rambut Alena dengan hati-hati agar tidak membangunkannya. Mata Felia mulai berkaca-kaca. Ia tahu, ia telah mencoba. Tapi ia tak bisa memaksakan
Last Updated : 2025-07-04 Read more